Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Baratayuda

Baratayuda Jayabinangun
Keterangan gambar: Wayang Prabu Duryudana (kiri) dan Prabu Yudistira/Puntadewa (kanan).

Baratayuda Jayabinangun adalah peperangan antar keluarga Barata. Pergolakan antara pihak Pandawa (anak keturunan Pandu) dan Kurawa (anak keturunan Kuru/Destarata)

Sebab-sebab peperangan: setelah Prabu Pandudewatanata mangkat, berdasarkan Piagam Astina Destarata diserahi tugas untuk memangku jalannya pemerintahan negara Astina sampai Pandawa sebagai pewaris tahta yang sah cukup umur untuk dilantik menjadi penguasa Astina.

Karena Destarata dalam keadaan buta, pemerintahan Astina diamanatkan kepada Duryudana, didampingi Arya Sengkuni sebagai Patih Astina. Kurawa yang dikendalikan oleh Dewi Gendari dan Arya Sakuni/Arya Sengkuni selalu berusaha untuk melenyapkan Pandawa, terus menerus memancing suasana perselisihan dan sengketa sehingga Pandawa dan Kurawa selalu tenggelam di dalam api dendam yang tak kunjung padam.

Atas perkenan Prabu Destarata, Prabu Suyudana memerintah kerajaan Astina. Prabu Suyudana berusaha menyingkirkan bahkan melenyapkan Pandawa. Untuk maksud ini terjadi terjadilah peristiwa yang mengakibatkan terusirnya Pandawa dari negara Astina, diceritakan dalam lakon: Selama menjalankan hukuman buang selama duabelas tahun ditambah satu tahun masa penyamaran, Pandawa banyak mengalami peristiwa yang sangat penting dalam hidup mereka, kisah ini diceritakan dalam berbagai lakon.
Setelah Pandawa telah menjalani hukuman buang selama tigabelas tahun, sesuai dengan perjanjian akan mengambil kembali negara Astina yang memang merupakan hak dari Pandawa sebagai warisan yang turun temurun. Diceritakan dalam lakon: Baratayuda memang harus terjadi, pada akhirnya peperangan meletus dengan segala akibatnya. Kedua belah pihak mempersiapkan angkatan perangnya masing-masing dan mendirikan markas besarnya di Tegal Kurusetra.

Baratayuda diawali dengan terbunuhnya Bambang Irawan putra Arjuna, Irawan akan menuju markas tempat berkumpulnya para Pandawa, ditengah perjalanan Bambang Irawan berpapasan dengan Ditya Kalasrenggi yang memendam kepada Arjuna, persamaan wajah dan perawakan membawa Irawan dalam kematiannya. Bambang Irawan tewas digigit Ditya Kalasrenggi dengan taring saktinya. Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Baratayuda"