Baratayuda Babak V - Burisrawa Gugur (Timpalan)
Keterangan gambar: Wayang Burisrawa.
Kurawa pada hari itu mengangkat Prabu Pratipa yang berkendaraan gajah Kyai Jakamaruta, senapati pengapitnya bernama Naramurwinda. Pandawa menetapkan Bima sebagai senapati agung didampingi Arjuna sebagai senapati pengapit.
Prabu Pratipa dan Naramurwinda tewas ditangan Bima dan Arjuna. Kurawa kemudian menunjuk Burisrawa sebagai senapati agung dengan Widandini sebagai senapati pengapit, untuk mengimbanginya Pandawa menunjuk Arya Setyaki/Sencaki sebagai senapati agung Pandawa dan Arjuna sebagai pengapitnya.
Sumpah Burisrawa dan Setyaki/Sencaki ini menjadi kenyataan. Saat perang Baratayuda berlangsung, Burisrawa menjadi senapati agung di pihak Kurawa dan Setyaki/Sencaki menjadi senapati agung di pihak Pandawa dan ke duanya berperang atas nama dendam. Sesungguhnya dalam perang terakhir itu Burisrawa lebih unggul dalam hal stamina. Setyaki/Sencaki telah kehabisan tenaga dan tak berdaya di bawah cengkeramannya Burisrawa. Namun pada saat kritis, bantuan dari Arjuna datang. Bahu Burisrawa di serempet panah Arjuna sehingga terluka menganga (timpal-Jawa) sehingga cengkeraman Burisrawa terlepas, Arya Setyaki/Sencaki menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Burisrawa, Burisrawa tewas di tangan Arya Setyaki/Sencaki dengan bantuan Arjuna.
Jauh sebelum Arya Burisrawa tewas, Widandini telah meregang nyawa ditangan Arjuna.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Kurawa pada hari itu mengangkat Prabu Pratipa yang berkendaraan gajah Kyai Jakamaruta, senapati pengapitnya bernama Naramurwinda. Pandawa menetapkan Bima sebagai senapati agung didampingi Arjuna sebagai senapati pengapit.
Prabu Pratipa dan Naramurwinda tewas ditangan Bima dan Arjuna. Kurawa kemudian menunjuk Burisrawa sebagai senapati agung dengan Widandini sebagai senapati pengapit, untuk mengimbanginya Pandawa menunjuk Arya Setyaki/Sencaki sebagai senapati agung Pandawa dan Arjuna sebagai pengapitnya.
Sumpah Burisrawa dan Setyaki/Sencaki ini menjadi kenyataan. Saat perang Baratayuda berlangsung, Burisrawa menjadi senapati agung di pihak Kurawa dan Setyaki/Sencaki menjadi senapati agung di pihak Pandawa dan ke duanya berperang atas nama dendam. Sesungguhnya dalam perang terakhir itu Burisrawa lebih unggul dalam hal stamina. Setyaki/Sencaki telah kehabisan tenaga dan tak berdaya di bawah cengkeramannya Burisrawa. Namun pada saat kritis, bantuan dari Arjuna datang. Bahu Burisrawa di serempet panah Arjuna sehingga terluka menganga (timpal-Jawa) sehingga cengkeraman Burisrawa terlepas, Arya Setyaki/Sencaki menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Burisrawa, Burisrawa tewas di tangan Arya Setyaki/Sencaki dengan bantuan Arjuna.
Jauh sebelum Arya Burisrawa tewas, Widandini telah meregang nyawa ditangan Arjuna.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Baratayuda Babak V - Burisrawa Gugur (Timpalan)"