Baratayuda Babak I - Seta Gugur
Keterangan gambar: Wayang Resi Seta.
Babak dimulai dengan pengangkatan senapati agung kedua belah pihak. Pihak Pandawa melantik Resi Seta menjadi senapati agung angkatan perang Pandawa dengan senapati pengapit sayap kanan dan kiri Arya Utara dan Arya Wratsangka. Ketiganya adalah putra-putra Wirata yang terkenal ketangguhannya. Gelar perang yang ditampilkan Brajatikswa (braja:senjata, tikswa:tajam). Gelar Brajatikswa Pandawa diisi oleh Sri Kresna, Prabu Yudistira, Arya Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Dewi Wara Srikandi, Arya Setyaki/Sencaki, Drestajumena dan Resi Seta.
Pihak Kurawa mengangkat Resi Bisma sebagai senapati agung bala tentara Kurawa. Senapati pengapit sayap kan dan kiri Prabu Salya dan Resi Durna. Resi Bisma menentukan gelar perang Wukir Jaladri (wukir:gunung, jaladri:samudera). Gelar Wukir Jaladri Kurawa diisi oleh Prabu Duryudana, Prabu Salya, Arya Sengkuni/Sakuni, Pandita Durna, Resi Bisma dan Arya Dursasana.
Dengan terbenturnya senjata pertama, Baratayuda pun dimulailah. Bala tentara Kurawa bergerak laksana gelombang samudera yang menggulung-gulung tiada henti, sedangkan bala tentara Pandawa menyerang dengan dahsyat seperti senjata yang menusuk ke pusat pertahanan.
Resi Bisma dengan besenjatakan aji Nagakuraya, aji Dahana, gandewa Naracabala, panah Kyai Cundarawa serta senjata jungkat panatas Kyai Salukat berhadapan dengan Resi Seta yang menggunakan senjata gada Kyai Lukitapati. Pertarungan kedua senapati agung ini merupakan perang tanding yang sangat seimbang.
Senapati pengapit Pandawa, Arya Utara tewas ditangan Prabu Salya dan Wratsangka tewas ditangan Pandita Durna.
Resi Seta akhirnya juga tewas ditangan Bisma dengan lembing/tombak Kyai Salukat, tetapi sebelum tewas Resi Seta dapat menewaskan Rukmarata putra mahkota Mandaraka dan patih Tahanaya. Yang datang ke Tegal Kurusetra bukan sebagai anggota pasukan Kurawa, ia bermaksud membunuh Resi Seta tetapi panah yang dilepaskannya tidak mampu melukai leher Resi Seta. Setelah mengetahui dengan jelas siapa yang memanahnya, Resi Seta menghantam kereta tersebut dengan gada Kyai Pecatnyawa. Kereta menjadi remuk berkeping-keping berikut orang yang didalamnya dan kuda penariknya.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Babak dimulai dengan pengangkatan senapati agung kedua belah pihak. Pihak Pandawa melantik Resi Seta menjadi senapati agung angkatan perang Pandawa dengan senapati pengapit sayap kanan dan kiri Arya Utara dan Arya Wratsangka. Ketiganya adalah putra-putra Wirata yang terkenal ketangguhannya. Gelar perang yang ditampilkan Brajatikswa (braja:senjata, tikswa:tajam). Gelar Brajatikswa Pandawa diisi oleh Sri Kresna, Prabu Yudistira, Arya Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Dewi Wara Srikandi, Arya Setyaki/Sencaki, Drestajumena dan Resi Seta.
Pihak Kurawa mengangkat Resi Bisma sebagai senapati agung bala tentara Kurawa. Senapati pengapit sayap kan dan kiri Prabu Salya dan Resi Durna. Resi Bisma menentukan gelar perang Wukir Jaladri (wukir:gunung, jaladri:samudera). Gelar Wukir Jaladri Kurawa diisi oleh Prabu Duryudana, Prabu Salya, Arya Sengkuni/Sakuni, Pandita Durna, Resi Bisma dan Arya Dursasana.
Dengan terbenturnya senjata pertama, Baratayuda pun dimulailah. Bala tentara Kurawa bergerak laksana gelombang samudera yang menggulung-gulung tiada henti, sedangkan bala tentara Pandawa menyerang dengan dahsyat seperti senjata yang menusuk ke pusat pertahanan.
Resi Bisma dengan besenjatakan aji Nagakuraya, aji Dahana, gandewa Naracabala, panah Kyai Cundarawa serta senjata jungkat panatas Kyai Salukat berhadapan dengan Resi Seta yang menggunakan senjata gada Kyai Lukitapati. Pertarungan kedua senapati agung ini merupakan perang tanding yang sangat seimbang.
Senapati pengapit Pandawa, Arya Utara tewas ditangan Prabu Salya dan Wratsangka tewas ditangan Pandita Durna.
Resi Seta akhirnya juga tewas ditangan Bisma dengan lembing/tombak Kyai Salukat, tetapi sebelum tewas Resi Seta dapat menewaskan Rukmarata putra mahkota Mandaraka dan patih Tahanaya. Yang datang ke Tegal Kurusetra bukan sebagai anggota pasukan Kurawa, ia bermaksud membunuh Resi Seta tetapi panah yang dilepaskannya tidak mampu melukai leher Resi Seta. Setelah mengetahui dengan jelas siapa yang memanahnya, Resi Seta menghantam kereta tersebut dengan gada Kyai Pecatnyawa. Kereta menjadi remuk berkeping-keping berikut orang yang didalamnya dan kuda penariknya.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Baratayuda Babak I - Seta Gugur"