Gatotkaca
Dasanama:
Gatotkaca adalah putra Arya Bima/Werkudara dari kesatrian Jodipati dengan Dewi Arimbi putri kerajaan Pringgodani.
Gatotkaca mempunyai tiga istri, yaitu:
Saudara Gatotkaca seayah lain ibu
Paman Gatotkaca dari ayah: Puntadewa/Yudistira, Arjuna/Janaka, Nakula dan Sadewa. Paman Gatotkaca dari ibu: Arimba, Brajadenta, Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa, Prabakeswa dan Kalabendana.
Gatotkaca mempunyai sifat perwatakan yang berani, teguh, tangguh, cerdik, pandai, waspada, gesit, tangkas, dan terampil. Gatotkaca sangat sakti sehingga sering digambarkan sebagai kesatria yang mempunyai "otot kawat balung wesi" berotot kawat bertulang besi. sumsun gagala, kulit tembaga, driji gunting, dengkul paron dan sebagainya. Gatot kaca mempunyai kemampuan untuk terbang.
Gatotkaca tidak pernah menggunakan senjata dalam peperangan, berperang menyambar-nyambar seperti burung rajawali, maka sering dijuliki alap-alap Pandawa.
Gatotkaca mempunyai aji Narantaka atas pemberian Resi Seta gurunya, Aji tersebut diturunkan untuk menghadapapi Dursala putra Dursasana yang mempunyai aji Ginong. Gigi taringnya (siung kencana-Jawa) kesaktian ini didapat setelah membunuh Brajadenta yang kemudian merasuk kedalam taringnya. Diketahui Gatotkaca mempunyai taring karena Dewi Arimbi adalah dari keturunan raksasa. Ditangan kirinya ada aji pemberian pamannya Brajalamatan, dan di tangan kanannya terdapat aji pemberian Brajamusti dan Brajawikalpa memberika rajah dipunggung Gatotkaca.
Paman-pamannya tersebut dihadapi Gatotkaca saat terjadi pemberontakan perbutan kekuasaan di Pringgodani, Berkat kesaktian Gatotkaca pemberontakan dapat dipadamkan dan pama-pamannya yang memberontak dapat dibinasakan oleh Gatotkaca dan merasuk ke dalam tubuh Gatotkaca dan menjadi senjata yang diandalkannya.
Gatotkaca sangat berbakti kepada para sesepuh, Gatotkaca sangat akrab dengan Abimanyu sepupunya.
Gatotkaca lahir berbarengan dengan serangan Prabu Pracona raja raksasa dari negara Gilingwesi ke Suralaya. Para Dewa dan Pandawa tidak dapat membendung kekuatan arus serangan yang dilancarkan oleh Prabu Pracona. Dewa kemudian meminta kepada Pandawa untuk menyerahkan bayi Tetuka yang akan dijadikan benteng penghancur lawan.
Sebelum dihadapkan dengan Prabu Pracona terlebih dahulu Gatotkaca diberi kesaktian dengan cara dimasukkan ke dalam kawah Candradimuka dengan dicampur berbagai macam senjata pusaka sehingga Gatotkaca menjadi kebal. Dimedan pertempuran bayi Tetuka terus tumbuh menjadi dewasa saat dihadapkan dengan ditya Sekipu utusan Prabu Pracona yang sedang mengamuk di Suralaya. Ditya Sekipu dapat dibinasakan oleh Gatotkaca demikian juga Prabu Pracona.
Dalam lakon "Pregiwa-Pregiwati" Gatotkca diceritakan gandrung dalam pandangan pertama terhadap Dewi Pregiwa, pada waktu itu Pandawa dan Kurawa mencari patah kembar untuk persyaratan perkawinan Abimanyu dengan Dewi Siti Sundari, Pregiwa-Pregiwati yang bermaksud mencari ayahnya bertemu dengan Kurawa, mereka dikejar-kejar untuk menjadi patah kembar untuk memenangkan perebutan putri untuk putra mahkota Astina Leksmanamandrakumara, yang ikut berlomba mencari persyaratan perkawinan.
Abimanyu kemudian bertemu dengan kedua bersaudara tersebut, dan mengetahui bahwa Pregiwa-Pregiwati adalah adiknya sendiri, saudara seayah lain ibu. Kedua putri kembar tersebut adalah putri dari Dewi/Endang Manuhara dari pertapaan Andongsekar istri dari Arjuna ayah Abimanyu.
Akhirnya Abimanyu berhdapan dengan dengan pihak Kurawa, karena jumlah lawan tidak seimbang kondisi saat itu Abimanyu terdesak oleh bala Kurawa, pada saat itu muncul Gatotkaca dari angkasa membantu Abimanyu sehingga keadaan berbalik, barisan Kurawa tercerai berai mendapat serangan dari Abimanyu dan Gatotkaca.
Setelah melihat Endang Pregiwa jatuh hatilah Gatotkaca dan memang garis jodoh sudah mentakdirkan mereka bersama. Mereka akhirnya menikah dan dianugerahi seorang putra bernama Sasikirana.
Dalam lakon "Gatotkaca Sraya" Gatotkaca mendampingi Abimanyu yang akan mempersunting putri Wirata, Dewi Utari. Dalam peristiwa ini, memakan korban Kalabendana yang tidak lain adalah paman Gatotkaca. Kalabendana mati dipatahkan lehernya oleh Gatotkaca, karena tidak sengaja membocorkan rahasia Abimanyu yang telah berisitri dihadapan Dewi Utari. Walaupun Kalabendana berujud raksasa, dia adalah pribadi yang jujur, Kalabendana sangat menyayangi kemenakannya, kemanapun Kalabendana selalu menemani Gatotkaca. Dalam peristiwa pemberokana Brajadenta, Kalabendana dan Prabakeswa berada dipihak Dewi Arimbi dan membantu Gatotkaca meredam pemberontakan kakak-kakaknya.
Dalam peristiwa ini Kalabendana menerima kematian oleh tangan kemenakannya sendiri, oleh orang yang paling disayanginya. Pengorbanan jiwa ini merupan garis nasib yang akan dihadapi oleh dua orang satria Pandawa ini.
Abimanyu mendapat kutuk Dewi Utari, bahwa kelak kematian Abimanyu akan mengalami nasib dengan luka arang kranjang, sedangkan Gatotkaca akan dijemput oleh pamannya kelak di perang Baratyuda.
Dalam Baratayuda Babak VI - Gatotkaca Gugur (Suluhan) Dikisahkan, saat tahu senjata Kunta sudah dalam genggaman Adipati Karna dan dilepaskannya, Gatotkaca secepat kilat melambung tinggi ke angkasa, bersiasat menghadapi senjata ampuh tersebut. Karna menjadi cemas melihat siasat Gatotkaca, karena diperkiracan senjata ampuh tersebut tidak akan mampu menjangkau Gatotkaca, Kuntawijaya meluncur menembus langit, Yitma Ditya Kalabendana, mengetahui meluncurnya senjata pusaka Kuntawijaya segera menangkap dan dibawa laju menghujam pas di pusar Gatotkaca.
Ada yang menceritakan, mengetahui bahwa yang membawa senjata Kunta adalah pamannya, Gatotkaca tidak mencoba menghindar, karena Gatotkaca merasa sudah habis waktunya arcapada akhirnya dengan keikhlasan menerima senjata kunta menghujam pusarnya. Yitma Gatotkaca dan Kalabendana beriringan menuju ke alam kelanggengan.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
- Arimbiatmaja putra Dewi Arimbi
- Bima Siwi putra bima
- Guritna
- Gurudaya
- Kacanagara keteladananan cinta tanah air
- Purbaya cinta terhadap negara
- Kancingjaya
- Bambang Tutuka
- Dewi Sumpani berputra Arya Jayasumpena
- Dewi Pregiwa berputra Sasikirana
- Dewi Suryawati berputra Suryakeca
Gatotkaca mempunyai sifat perwatakan yang berani, teguh, tangguh, cerdik, pandai, waspada, gesit, tangkas, dan terampil. Gatotkaca sangat sakti sehingga sering digambarkan sebagai kesatria yang mempunyai "otot kawat balung wesi" berotot kawat bertulang besi. sumsun gagala, kulit tembaga, driji gunting, dengkul paron dan sebagainya. Gatot kaca mempunyai kemampuan untuk terbang.
Gatotkaca tidak pernah menggunakan senjata dalam peperangan, berperang menyambar-nyambar seperti burung rajawali, maka sering dijuliki alap-alap Pandawa.
Gatotkaca mempunyai aji Narantaka atas pemberian Resi Seta gurunya, Aji tersebut diturunkan untuk menghadapapi Dursala putra Dursasana yang mempunyai aji Ginong. Gigi taringnya (siung kencana-Jawa) kesaktian ini didapat setelah membunuh Brajadenta yang kemudian merasuk kedalam taringnya. Diketahui Gatotkaca mempunyai taring karena Dewi Arimbi adalah dari keturunan raksasa. Ditangan kirinya ada aji pemberian pamannya Brajalamatan, dan di tangan kanannya terdapat aji pemberian Brajamusti dan Brajawikalpa memberika rajah dipunggung Gatotkaca.
Paman-pamannya tersebut dihadapi Gatotkaca saat terjadi pemberontakan perbutan kekuasaan di Pringgodani, Berkat kesaktian Gatotkaca pemberontakan dapat dipadamkan dan pama-pamannya yang memberontak dapat dibinasakan oleh Gatotkaca dan merasuk ke dalam tubuh Gatotkaca dan menjadi senjata yang diandalkannya.
Gatotkaca sangat berbakti kepada para sesepuh, Gatotkaca sangat akrab dengan Abimanyu sepupunya.
Gatotkaca lahir berbarengan dengan serangan Prabu Pracona raja raksasa dari negara Gilingwesi ke Suralaya. Para Dewa dan Pandawa tidak dapat membendung kekuatan arus serangan yang dilancarkan oleh Prabu Pracona. Dewa kemudian meminta kepada Pandawa untuk menyerahkan bayi Tetuka yang akan dijadikan benteng penghancur lawan.
Sebelum dihadapkan dengan Prabu Pracona terlebih dahulu Gatotkaca diberi kesaktian dengan cara dimasukkan ke dalam kawah Candradimuka dengan dicampur berbagai macam senjata pusaka sehingga Gatotkaca menjadi kebal. Dimedan pertempuran bayi Tetuka terus tumbuh menjadi dewasa saat dihadapkan dengan ditya Sekipu utusan Prabu Pracona yang sedang mengamuk di Suralaya. Ditya Sekipu dapat dibinasakan oleh Gatotkaca demikian juga Prabu Pracona.
Dalam lakon "Pregiwa-Pregiwati" Gatotkca diceritakan gandrung dalam pandangan pertama terhadap Dewi Pregiwa, pada waktu itu Pandawa dan Kurawa mencari patah kembar untuk persyaratan perkawinan Abimanyu dengan Dewi Siti Sundari, Pregiwa-Pregiwati yang bermaksud mencari ayahnya bertemu dengan Kurawa, mereka dikejar-kejar untuk menjadi patah kembar untuk memenangkan perebutan putri untuk putra mahkota Astina Leksmanamandrakumara, yang ikut berlomba mencari persyaratan perkawinan.
Abimanyu kemudian bertemu dengan kedua bersaudara tersebut, dan mengetahui bahwa Pregiwa-Pregiwati adalah adiknya sendiri, saudara seayah lain ibu. Kedua putri kembar tersebut adalah putri dari Dewi/Endang Manuhara dari pertapaan Andongsekar istri dari Arjuna ayah Abimanyu.
Akhirnya Abimanyu berhdapan dengan dengan pihak Kurawa, karena jumlah lawan tidak seimbang kondisi saat itu Abimanyu terdesak oleh bala Kurawa, pada saat itu muncul Gatotkaca dari angkasa membantu Abimanyu sehingga keadaan berbalik, barisan Kurawa tercerai berai mendapat serangan dari Abimanyu dan Gatotkaca.
Setelah melihat Endang Pregiwa jatuh hatilah Gatotkaca dan memang garis jodoh sudah mentakdirkan mereka bersama. Mereka akhirnya menikah dan dianugerahi seorang putra bernama Sasikirana.
Dalam lakon "Gatotkaca Sraya" Gatotkaca mendampingi Abimanyu yang akan mempersunting putri Wirata, Dewi Utari. Dalam peristiwa ini, memakan korban Kalabendana yang tidak lain adalah paman Gatotkaca. Kalabendana mati dipatahkan lehernya oleh Gatotkaca, karena tidak sengaja membocorkan rahasia Abimanyu yang telah berisitri dihadapan Dewi Utari. Walaupun Kalabendana berujud raksasa, dia adalah pribadi yang jujur, Kalabendana sangat menyayangi kemenakannya, kemanapun Kalabendana selalu menemani Gatotkaca. Dalam peristiwa pemberokana Brajadenta, Kalabendana dan Prabakeswa berada dipihak Dewi Arimbi dan membantu Gatotkaca meredam pemberontakan kakak-kakaknya.
Dalam peristiwa ini Kalabendana menerima kematian oleh tangan kemenakannya sendiri, oleh orang yang paling disayanginya. Pengorbanan jiwa ini merupan garis nasib yang akan dihadapi oleh dua orang satria Pandawa ini.
Abimanyu mendapat kutuk Dewi Utari, bahwa kelak kematian Abimanyu akan mengalami nasib dengan luka arang kranjang, sedangkan Gatotkaca akan dijemput oleh pamannya kelak di perang Baratyuda.
Dalam Baratayuda Babak VI - Gatotkaca Gugur (Suluhan) Dikisahkan, saat tahu senjata Kunta sudah dalam genggaman Adipati Karna dan dilepaskannya, Gatotkaca secepat kilat melambung tinggi ke angkasa, bersiasat menghadapi senjata ampuh tersebut. Karna menjadi cemas melihat siasat Gatotkaca, karena diperkiracan senjata ampuh tersebut tidak akan mampu menjangkau Gatotkaca, Kuntawijaya meluncur menembus langit, Yitma Ditya Kalabendana, mengetahui meluncurnya senjata pusaka Kuntawijaya segera menangkap dan dibawa laju menghujam pas di pusar Gatotkaca.
Ada yang menceritakan, mengetahui bahwa yang membawa senjata Kunta adalah pamannya, Gatotkaca tidak mencoba menghindar, karena Gatotkaca merasa sudah habis waktunya arcapada akhirnya dengan keikhlasan menerima senjata kunta menghujam pusarnya. Yitma Gatotkaca dan Kalabendana beriringan menuju ke alam kelanggengan.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Gatotkaca"