Dasamuka
Prabu Dasamuka atau dikenal juga dengan nama Rahwana. Dipanggil Rahwana karena pada waktu lahir berada ditengah hutan dan banyak genangan darah. Rah artinya darah dan wana artinya hutan.
Ibunya bernama Dewi Sukesi putri Prabu Sumali raja Alengka, ayahnya bernama Begawan Wisrawa keturunan Batara Sambu, lima keturunan dari Batara Sambodana putra Batara Sambu, kemudian lahir Resi Supadma, Resi Supadma inilah yang menjadi ayah Wisrawa.
Prabu Dasamuka mempunyai permaisuri bernama Dewi Tari, putri Batara Indra. Prabu Dasamuka mempunyai seorang putra bernama Indrajit/Megananda yang menjadi putra mahkota Alengka.
Putra dari istrinya yang lain diantaranya: Trikaya, Trisirah, Trinetra, Trimurda, Pratalamariyam dan lainnya.
Prabu Dasamuka mempunyai saudara kandung: Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka dan Wibisisana. Saudara seayah lain ibu bernama Wisrawana/Prabu Danaraja raja negara Lokapala.
Rahwana dilahirkan sebagai bayi berkepala sepuluh dan bertangan duapuluh, oleh sebab itu dia diberi nama Dasamuka, dasa artinya sepuluh dan muka artinya wajah. Tetapi dengan kesaktian Begawan Wisrawa, Dasamuka dapat tumbuh secara bayi normal. Sepuluh kepala dan duapuluh tangan akan muncul saat Dasamuka bertriwikrama.
Prabu Dasamuka berwatak angkara murka, ingin menangnya sendiri, penganiaya, pengkhianat, keras hati, berani, menuruti hawa nafsunya dan sangat sakti. Prabu Dasamuka mempunyai aji Pancasona yang didapatkannya dari Resi Subali. Negara Alengka pada waktu itu sangat tenar, kekuasaanya besar, makmur dan kaya raya. Angkatan perangnya kuat dengan jumlah tentara yang banyak, persenjataan lengkap dan senapati-senapatinya terkenal sakti, sering sekali Prabu Dasamuka memimpin peperagan secara langsung. Justru dengan kemakmuran dan kekuatan Alengka, Prabu Dasamuka sering sekali menindas negara-negara lain dan bertindak sewenang-wenang.
Rahawana dinobatkan menjadi penguasa Alengka oleh Sumali kakeknya dan Prahasta paman Rahwana dinobatkan menjadi patih Alengka.
Prabu Dasamuka mengidamkan seorang istri penjelmaan Dewi Widawati, Dasamuka meminang putri negara Ayudya bernama Dewi Sukasalya putri Prabu Banaputra. Sesuai dengan wataknya Prabu Dasamuka meminang dengan ancaman, sehingga mengakibatkan peperangan antara kedua negara tersebut.
Prabu Banaputra gugur dalam pertempuran, Dewi Sukasalya melarikan diri dari dari Ayudya untuk bersembunyi. Resi Baratmadya dan semua yang melindungi pelarian putri tersebut dibunuh oleh Prabu Dasamuka.
Akhirnya Resi Dasarata dapat menipunya, Prabu Dasamuka diberi Dewi Sukasalya palsu, yang kemudian segera dibawa Prabu Dasamuka ke Alengka, tetapi Dewi Sukasalya tersebut kembali keasalnya menjadi sekuntum bunga, Prabu Dasamuka menjadi murka dan menuntut Resi Dasarata.
Resi Dasarata menjawab dengan sebuah kalimat, bahwa mati dan hidup seseorang ada ditangan dewata. Kemarahan Prabu Dasamuka beralih dan ditujukan ke Dewa dan memerintahkan angkatan perangnya menggempur Suralaya.
Niatnya tersebut didengar oleh Prabu Danaraja kakaknya, Prabu Danaraja kemudian pergi ke Alengka untuk memberi nasehat agar penyerangan ke Suralaya diurungkan, tetapi nasehat itu menjadikan kesalahpahaman yang mengakibatkan perkelahian diantara mereka. Prabu Danaraja akhirnya tewas ditangan Prabu Dasamuka.
Dalam penyerangan ke Suralaya, angkatan perang dewa tidak kuasa menandingi angkatan perang Prabu Dasamuka. Akhirnya terjadilah perdamaian bersyarat:
Ibunya bernama Dewi Sukesi putri Prabu Sumali raja Alengka, ayahnya bernama Begawan Wisrawa keturunan Batara Sambu, lima keturunan dari Batara Sambodana putra Batara Sambu, kemudian lahir Resi Supadma, Resi Supadma inilah yang menjadi ayah Wisrawa.
Prabu Dasamuka mempunyai permaisuri bernama Dewi Tari, putri Batara Indra. Prabu Dasamuka mempunyai seorang putra bernama Indrajit/Megananda yang menjadi putra mahkota Alengka.
Putra dari istrinya yang lain diantaranya: Trikaya, Trisirah, Trinetra, Trimurda, Pratalamariyam dan lainnya.
Prabu Dasamuka mempunyai saudara kandung: Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka dan Wibisisana. Saudara seayah lain ibu bernama Wisrawana/Prabu Danaraja raja negara Lokapala.
Rahwana dilahirkan sebagai bayi berkepala sepuluh dan bertangan duapuluh, oleh sebab itu dia diberi nama Dasamuka, dasa artinya sepuluh dan muka artinya wajah. Tetapi dengan kesaktian Begawan Wisrawa, Dasamuka dapat tumbuh secara bayi normal. Sepuluh kepala dan duapuluh tangan akan muncul saat Dasamuka bertriwikrama.
Prabu Dasamuka berwatak angkara murka, ingin menangnya sendiri, penganiaya, pengkhianat, keras hati, berani, menuruti hawa nafsunya dan sangat sakti. Prabu Dasamuka mempunyai aji Pancasona yang didapatkannya dari Resi Subali. Negara Alengka pada waktu itu sangat tenar, kekuasaanya besar, makmur dan kaya raya. Angkatan perangnya kuat dengan jumlah tentara yang banyak, persenjataan lengkap dan senapati-senapatinya terkenal sakti, sering sekali Prabu Dasamuka memimpin peperagan secara langsung. Justru dengan kemakmuran dan kekuatan Alengka, Prabu Dasamuka sering sekali menindas negara-negara lain dan bertindak sewenang-wenang.
Rahawana dinobatkan menjadi penguasa Alengka oleh Sumali kakeknya dan Prahasta paman Rahwana dinobatkan menjadi patih Alengka.
Prabu Dasamuka mengidamkan seorang istri penjelmaan Dewi Widawati, Dasamuka meminang putri negara Ayudya bernama Dewi Sukasalya putri Prabu Banaputra. Sesuai dengan wataknya Prabu Dasamuka meminang dengan ancaman, sehingga mengakibatkan peperangan antara kedua negara tersebut.
Prabu Banaputra gugur dalam pertempuran, Dewi Sukasalya melarikan diri dari dari Ayudya untuk bersembunyi. Resi Baratmadya dan semua yang melindungi pelarian putri tersebut dibunuh oleh Prabu Dasamuka.
Akhirnya Resi Dasarata dapat menipunya, Prabu Dasamuka diberi Dewi Sukasalya palsu, yang kemudian segera dibawa Prabu Dasamuka ke Alengka, tetapi Dewi Sukasalya tersebut kembali keasalnya menjadi sekuntum bunga, Prabu Dasamuka menjadi murka dan menuntut Resi Dasarata.
Resi Dasarata menjawab dengan sebuah kalimat, bahwa mati dan hidup seseorang ada ditangan dewata. Kemarahan Prabu Dasamuka beralih dan ditujukan ke Dewa dan memerintahkan angkatan perangnya menggempur Suralaya.
Niatnya tersebut didengar oleh Prabu Danaraja kakaknya, Prabu Danaraja kemudian pergi ke Alengka untuk memberi nasehat agar penyerangan ke Suralaya diurungkan, tetapi nasehat itu menjadikan kesalahpahaman yang mengakibatkan perkelahian diantara mereka. Prabu Danaraja akhirnya tewas ditangan Prabu Dasamuka.
Dalam penyerangan ke Suralaya, angkatan perang dewa tidak kuasa menandingi angkatan perang Prabu Dasamuka. Akhirnya terjadilah perdamaian bersyarat:
- Rahwana diberi permaisuri Dewi Tari putri Batara Indra
- Kumbakarna diberi permaisuri bidadari bernama Dewi Aswani dan
- Wibisana diberi permaisuri bidadari bernama Dewi Triwati
Pada suatu ketia, saat Prabu Dasamuka mencari penjelmaan Dewi Sri Widawati, Prabu Rahwana melampaui hutan Sunyapringga dimana Resi Subali sedang bertapa. Karena kesaktian Subali, Prabu Dasamuka jatuh dari angkasa, dia kemudian marah dan menyerang Resi Sumali. Prabu Dasamuka kalah dan menyerahkan diri untuk berguru kepada Resi Subali. Aji Pancasona akhirnya diberikan kepada Prabu Dasamuka.
Pada masa Prabu Arjunawijaya bertahta di negara Maespati, Prabu Dasamuka pernah mengganggunya. Prabu Dasamuka menyerang Maespati dan dapat membunuh Patih Suwandageni/Sumantri. Tetapi dapat ditawan dan dihajar oleh Prabu Arjunawijaya/Arjunasasrabahu dengan diikat dan diseret dengan kereta. Sejak itu keangkaramurkaan Prabu Dasamuka dapat dipadamkan oleh Prabu Arjunasasrabahu. Setelah Prabu Arjunawijaya wafat, sifat angkara murka Rahwana timbul kembali. Karena Prabu Dasamuka sangat segan dengan Resi Subali gurunya, maka Prabu Dasamuka mencari cara untuk membinasakan dengan cara mengadu domba Resi Subali dengan Sugriwa.
Siasat Prabu Dasamuka berhasil, Subali termakan hasutan bahwasannya sebenarnya dialah yang berhak atas Dewi Tara dan Kiskenda, pertarungan atas kakak beradik meletuslah. Sugriwa berhasil dikalahkan, Resi Subali yang telah dikuasai oleh nafsunya, sehingga lupa tugas dari seorang resi, ia merampas Dewi Tara dan menduduki Kiskenda, sedangkan Sugriwa dan bala tentara wanara yang masih setia kepadanya meninggalkan kerajaan dan pergi mengembara.
Akhirnya, Sugriwa mendapat bantuan dan perlindungan Sri Ramawijaya, setelah Subali dapat dibinasakan dengan panah sakti Gunawijaya oleh Sri Ramawijaya, Sugriwa kembali ke Kiskenda beserta Rama dan Leksmana.
Prabu Dasamuka kembali berbuat ulah dengan memculik Dewi Sinta permaisuri Sri Ramawijaya, akibat dari perbuatan ini terjadilah perang besar yang dikenal dengan perang Alengka. Dalam perang ini Prabu Dasamuka menemui ajalnya ditangan Sri Ramawijaya dengan perantaraan panah sakti Gunawijaya. Tubuh Prabu Dasamuka ditimbun dengan gunung Kendalisada oleh Anoman.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Pada masa Prabu Arjunawijaya bertahta di negara Maespati, Prabu Dasamuka pernah mengganggunya. Prabu Dasamuka menyerang Maespati dan dapat membunuh Patih Suwandageni/Sumantri. Tetapi dapat ditawan dan dihajar oleh Prabu Arjunawijaya/Arjunasasrabahu dengan diikat dan diseret dengan kereta. Sejak itu keangkaramurkaan Prabu Dasamuka dapat dipadamkan oleh Prabu Arjunasasrabahu. Setelah Prabu Arjunawijaya wafat, sifat angkara murka Rahwana timbul kembali. Karena Prabu Dasamuka sangat segan dengan Resi Subali gurunya, maka Prabu Dasamuka mencari cara untuk membinasakan dengan cara mengadu domba Resi Subali dengan Sugriwa.
Siasat Prabu Dasamuka berhasil, Subali termakan hasutan bahwasannya sebenarnya dialah yang berhak atas Dewi Tara dan Kiskenda, pertarungan atas kakak beradik meletuslah. Sugriwa berhasil dikalahkan, Resi Subali yang telah dikuasai oleh nafsunya, sehingga lupa tugas dari seorang resi, ia merampas Dewi Tara dan menduduki Kiskenda, sedangkan Sugriwa dan bala tentara wanara yang masih setia kepadanya meninggalkan kerajaan dan pergi mengembara.
Akhirnya, Sugriwa mendapat bantuan dan perlindungan Sri Ramawijaya, setelah Subali dapat dibinasakan dengan panah sakti Gunawijaya oleh Sri Ramawijaya, Sugriwa kembali ke Kiskenda beserta Rama dan Leksmana.
Prabu Dasamuka kembali berbuat ulah dengan memculik Dewi Sinta permaisuri Sri Ramawijaya, akibat dari perbuatan ini terjadilah perang besar yang dikenal dengan perang Alengka. Dalam perang ini Prabu Dasamuka menemui ajalnya ditangan Sri Ramawijaya dengan perantaraan panah sakti Gunawijaya. Tubuh Prabu Dasamuka ditimbun dengan gunung Kendalisada oleh Anoman.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Dasamuka"