Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Umayi, Dewi

Gambar Tokoh Wayang Dewi Umayi
Dewi Umayi disebut juga dengan Dewi Uma adalah permaisuri Sanghyang Manikmaya yang pertama. Dengan sendirinya Dewi Umayi yang berkuasa atas Kraton Paparyawarna. Dewi Umayi adalah putra hartawan bernama Umaran dari Merut/Meruti dan ibunya bernama Dewi Nurweni putra Prabu Nurangin raja jin di Kalingga.

Dewi Umayi mempunyai enam orang anak, masing-masing bernama:
  1. Batara Sambo
  2. Batara Brahma
  3. Batara Indra
  4. Batara Bayu
  5. Batara Wisnu dan
  6. Batara Kala
Riwayat Dewi Umayi dikisahkan sebagai berikut: Pada waktu dilahirkan Dewi umayi berujud bayangan sehingga tidak bisa dipeluk ataupun dipegang oleh siapapun. Bayangan tersebut kemudian melambung tinggi ke angkasa, terbang mengikuti arah angin. Ayang bundanya kemudian mengikuti kemana saja bayangan tersebut melayang. Akhirnya bayangan tersebut jatuh di Tengguru.

Oleh Sanghyang Manikmaya bayangan itu coba ditangkapnya, tetapi selalu saja gagal dan terlepas. Sanghyang Manikmaya kemudian bersemadi memohon mempunyai tangan sebanyak arah mata angin, sehingga sejak saat itu Sanghyang Manikmaya mempunyai empat tangan sehingga disebut juga dengan Caturboja/Caturbuda.

Akhirnya bayangan tersebut dapat ditangkap oleh Sanghyang Manikmaya, Bayangan tersebut berwujud bayi yang mempunyai dua alat kelamin (baga dan purus-Jawa). Oleh Batara Guru/Sanghyang Manikmaya bayi tersebut diruwat akhirnya bayi tersebut hanya mempunyai satu kelamin saja yaitu perempuan.

Atas kehendak hartawan Umaran, bayi tersebut diberi nama Dewi Umayi dan dipersembahkan untuk Sanghyang Manikmaya untuk dijadikan permaisurinya.

Dari pernikahan dengan Sanghyang Manikmaya, Dewi Umayi mempunyai enam putra. Pada waktu kelahiran kelima putranya tidak terjadi peristiwa apapun, akan tetapi putra yang keenam terjadi suatu peristiwa yang luar biasa, dikisahkan sebagai berikut: Sanghyang Manikmaya dan Dewi Umayi sedang pesiar dengan menaiki Lembu Nandini. Tidak sengaja saat di atas lautan, angin menyingkap kain Dewi Umayi. Batara Guru tergiur melihat betis istrinya, ia kemudian merayu Dewi Uma dan mengajaknya memadu kasih saat itu juga di atas punggung Lembu Andini. Namun Dewi Umayi menolak ajakan suaminya karena ia merasa bahwa hal itu tidak pantas.

Batara Guru tidak peduli dengan penolakan istrinya, ia terus berusaha merayu, namun Dewi Umayi tetap berusaha menghindar, akhirnya karena tidak bisa lagi menahan hasratnya, keluarlah air kama (mani) Batara Guru dan jatuh ke laut. Dewi Umayi menganggap kelakuan suaminya seperti raksasa, sehingga terlontar perkataan bahwa Batar Guru bertindak seperti raksasa, pada saat itu juga Batara Guru/Sanghayang Manikmaya mempunyai taring, sehingga disebut juga Sanghyang Randuwanda.

Penolakan dari istrinya dan tumbuhnya taring membuat kemarahan Batara Guru memuncak, dia menyabda Dewi Umayi menjadi raksasa. Kutukan Batara Guru pun menjadi kenyataan, Dewi Uma berubah menjadi reksasi. Keduanya pun kemudian menyesal. Dewi Umayi yang telah berubah menjadi raksasa tidak mungkin untuk pulang Kraton Paparyawarna kemudian dia ditempatkan di Kahyangan Setra Gandamayit dalam hutan Krendayana. Kemudian Batara Guru menemui hartawan Umaran meminta agar mencarikan ganti seorang putri yang wajahnya mirip dengan Dewi Umayi. Apabila tidak bisa memenuhi permintaan tersebut, maka Dewi Umayi yang sudah berubah menjadi raksasa akan di kembalikan kepada hartawan Umaran.

Pada saat itu kama yang jatuh ke laut berubah menjadi seorang raksasa. Raksasa tersebut pergi ke Junggringsalaka dengan maksud meminta untuk diakui sebagai anak, diberi nama dan diberi istri. Batara Guru pun mengabulkan permintaan makhluk tersebut. Batara Guru/Sanghyang Manikmaya memberi nama raksasa tesebut Batara Kala dan diakui sebagai anak keenam Sanghyang Manikmaya.

Tersebutlah di hutan krendayana sedang bertapa seorang putri yang cantik jelita bernama Dewi Pramuni/Dewi Permoni, yang sedang menggayuh keinginan agar dapat diperistri oleh Sanghyang Manikmaya. Datanglah Batara Guru menemui Dewi Pramuni, setelah terjadi pembicaraan Batara Guru/Sanghyang Manikmaya mengabulkan permintaan tersebut, tetapi hanya raganya saja yang menjadi permaisuri. Dewi Pramuni pun menyetujuinya.

Dengan kesaktian yang dimiliki Batara Guru, ditukarlah jiwa Dewi Pramuni dengan Dewi Umayi. Jiwa Dewi Umayi menempati raga Dewi Pramuni dan jiwa Dewi Pramuni menempati wadag atau raga Dewi Umayi yang sudah berujud raksasa, yang kemudian dikenal dengan nama Dewi Durga.

Memenuhi permintaan Batara Kala untuk diberi istri, dia kemudian dikawinkan dengan Dewi Durga dan diberi tempat di Kahyangan Setra Gandamayit, di hutan Krendayana. Mereka menguasai segala macam jin, gandarwa dan makhluk halus lainnya.

Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Umayi, Dewi"