Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manikmaya, Sanghyang

Wayang Batara Guru
Sanghyang Manikmaya dikenal juga dengan nama: Sanghyang Jagadnata, Sanghyang Pramesti Guru, Sanghyang Pramesti, Sanghyang Girinata, Batara Guru adalah putra ketiga Sanghyang Tunggal dengan Dewi Wirandi/Dewi Rekatawati putri Begawan Rekatatama raja Samodralaya.

Sebagai raja Tribuwana ia menguasai tiga alam:
  • Mayapada: Alam kedewataan
  • Madyapada: Alam lelembut (alam jin)
  • Arcapada: Alam manusia
Sanghyang Manikmaya mempunyai permaisuri dua orang, yaitu:
  1. Dewi Umayi, berputra enam orang, yaitu:
    • Batara Sambo
    • Batara Brahma
    • Batara Indra
    • Batara Bayu
    • Batara Wisnu dan
    • Batara Kala
  2. Dewi Umarakti, berputra tiga orang, yaitu:
    • Batara Cakra
    • Batara Mahadewa dan
    • Batara Asmara
Sanghyang Manikmaya mempunyai saudara sekandung bernama: Sanghyang Tejamaya/Tagamaya/Antaga dan Sanghyang Ismaya, serta mempunyai saudara seayah lain ibu dari ibu Dewi Darmani, yaitu: Sanghyang Rudra/Dewahisa, Sanghyang Darmastuti dan Sanghyang Dewanjali.

Dikisahkan kelahiran Sanghyang Manikmaya sebagai berikut:

Dewi Wirandi yang sedang mengandung telah tiba masanya untuk melahirkan, dari kandungan Dewi Wirandi lahir sebuah telur yang memancarkan cahaya. Sanghyang Tunggal bermaksud memecahkan telur tersebut, tetapi sewaktu dipegang dan akan dipecahkan, telur tersebut melambung tinggi ke angkasa, Sanghyang Tunggal melesat mengikutinya. Telur tersebut diterima oleh Sanghyang Wenang di Ondarandirbawana dan dengan kesaktiannya telur tersebut dapat menjelma menjadi tiga bayi laki-laki yang sangat tampan rupawan. Sanghyang Wenang kemudian memberi nama untuk ketiga bayi tersebut:
Ketiga anak tersebut kemudian dibawa ke Kahyangan Alangalangkumitir.

Pada suatu ketika, Sanghyang Ismaya bertengkar dengan Sanghyang Antaga memperdebatkan siapa yang paling tua diantara mereka. Kemudian mereka bertanding menelan gunung, siapa yang berhasil menelan dan memuntahkannya kembali akan menjadi bukti dialah yang tertua.

Sanghyang Antaga mendahului menelan gunung, tetapi sampai mulutnya robek dia tidak mampu menelannya. Sanghyang Ismaya kemudian mendapat giliran melakukannya, gunung dapat ditelannya akan tetapi tidak sanggup untuk memuntahkannya. Perdebatan yang menyebabkan pertengkaran tersebut didengar Sanghyang Tunggal, Sanghyang Tunggal memberi tahu bahwa Sanghyang Antaga yang tertua karena dia terlahir dari cangkang telur yang berarti dialah yang lebih dahulu melihat alam, sedang Sanghyang Ismaya yang lebih muda karena dia terlahir dari putih telur dan Sanghyang Manikmaya yang paling muda karena di terlahir dari kuning telur.

Karena pertengkaran tersebut, Sanghyang Tunggal memberi titah:
  1. Sanghyang Antaga/Tagamaya/Tejamaya supaya membina keturunan raja-raja sabrang. Ia diberi nama Togog
  2. Sanghyang Ismaya, supaya membina keturunan Witaradya, kesatria utama di wilayah Jawadwipa. Sanghyang Ismaya menyanggupi perintah tersebut, tetapi mohon diberi kawan. Kemudian sanghyang Tunggal berkata "di belakang (bagong-Jawa) itulah temanmu" seraya menunjuk bayangan yang ada dibelakang Sanghyang Ismaya, bayangan itu telah berganti rupa menjadi manusia dan diberi nama Bagong.
  3. Sanghyang Manikmaya diperintahkan untuk menjadi raja Tribuwana dan diperintahkan untuk membangun kraton di gunung Tengguru
Sanghyang Manikmaya mempunyai tempat bersemayam di Kahyangan Junggringsalaka di daerah gunung Tengguru, ia mempunyai pusaka sakti: Cis Kalaminta dan Senjata Trisula. Disamping itu dia juga mempunyai aji kesaktian Aji Kawastrawan, Aji Pangabaran dan Aji Kamayan.

Sanghyang Manikmaya mempunyai tanda kebesaran:
  • Balai persidangan bernama: Marakata
  • Singgasana bernama: Marcukunda
  • Tempat duduk bernama: Padmasana
  • Kraton bernama: Paparyawarna
  • Pintu gerbang bernama: Sela Matangkeb
  • Penjaga gerbang bernama: Cingkarabala dan Upatabala
  • Gapura Kraton bernama bernama: Merutulya
  • Tempat pemberhentian bernama: Jamurdwipa
  • Alun-alun bernama: Repat Kepanasan
  • Pagelaran bernama: Kandawaru
  • Taman bernama: Tejamaya
  • Jurang bernama: Bokor Pengaribarib
  • Pedang Penghukum bernama: Wedung Pengaribarib
  • Titian bernama: Wot Ogalagil
  • Api pensucian bernama: Kawah Candradimuka
  • Lumpur penyiksaan bernama: Lendut Blegetapa
  • Gamelan bernama: Lokananta
  • Kepedak/bidadari pengiring, berjumlah tujuh orang bernama: Dewi Supraba, Dewi Wilutama, Dewi Lenglengdanu, Dewi Irimirim, Dewi Gagarmayang, Dewi Tunjungbiru dan Dewi Warsiki
  • Kendaraannya bernama: Lembu Nandi/ Nanda/ Nandini/ Handini
  • Kembar mayang bernama: Dewadaru dan Janadaru
  • Kereta kencana berkuda hijau
Pembantu pribadinya dipercakan kepada Batara Cakra, Juru tulis/Penyarikan: Batara Srita dan Batara Gluganetri, Patih kerajaan bernama Sanghyang Narada.

Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Manikmaya, Sanghyang"