Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ismaya, Sanghyang

Wayang Semar
Sanghyang Ismaya adalah putra kedua Sanghyang Tunggal dari permaisuri Dewi Wirandi/Dewi Rekatawati putri Begawan Rekatatama raja Samodralaya, nama Ismaya mempunyai arti kesucian yang bersinar.

Sanghyang Ismaya mempunyai istri bernama Dewi Sanggani, Putri Sanghyang Wenang Dewa di Kahyangan Ondarandirbawana, didalam perkawinan tersebut memperoleh sepuluh putra:
  1. Batara Wungkuam
  2. Batara Tembara
  3. Batara Kuwera
  4. Batara Wrahaspati
  5. Batara Syiwah
  6. Batara Surya
  7. Batara Candra
  8. Batara Yama/Yamadipati
  9. Batara Kamajaya
  10. Batara Darmanasti
Dikisahkan kelahiran Sanghyang Ismaya sebagai berikut:

Dewi Wirandi yang sedang mengandung telah tiba masanya untuk melahirkan, dari kandungan Dewi Wirandi lahir sebuah telur yang memancarkan cahaya. Sanghyang Tunggal bermaksud memecahkan telur tersebut, tetapi sewaktu dipegang dan akan dipecahkan, telur tersebut melambung tinggi ke angkasa, Sanghyang Tunggal melesat mengikutinya. Telur tersebut diterima oleh Sanghyang Wenang di Ondarandirbawana dan dengan kesaktiannya telur tersebut dapat menjelma menjadi tiga bayi laki-laki yang sangat tampan rupawan. Sanghyang Wenang kemudian memberi nama untuk ketiga bayi tersebut:
Ketiga anak tersebut kemudian dibawa ke Kahyangan Alangalangkumitir.

Pada suatu ketika, Sanghyang Ismaya bertengkar dengan Sanghyang Antaga memperdebatkan siapa yang paling tua diantara mereka. Kemudian mereka bertanding menelan gunung, siapa yang berhasil menelan dan memuntahkannya kembali akan menjadi bukti dialah yang tertua.

Sanghyang Antaga mendahului menelan gunung, tetapi sampai mulutnya robek dia tidak mampu menelannya. Sanghyang Ismaya kemudian mendapat giliran melakukannya, gunung dapat ditelannya akan tetapi tidak sanggup untuk memuntahkannya. Perdebatan yang menyebabkan pertengkaran tersebut didengar Sanghyang Tunggal, Sanghyang Tunggal memberi tahu bahwa Sanghyang Antaga yang tertua karena dia terlahir dari cangkang telur yang berarti dialah yang lebih dahulu melihat alam, sedang Sanghyang Ismaya yang lebih muda karena dia terlahir dari putih telur dan Sanghyang Manikmaya yang paling muda karena di terlahir dari kuning telur.

Karena pertengkaran tersebut, Sanghyang Tunggal memberi titah:
  1. Sanghyang Antaga/Tagamaya/Tejamaya supaya membina keturunan raja-raja sabrang. Ia diberi nama Togog
  2. Sanghyang Ismaya, supaya membina keturunan Witaradya, kesatria utama di wilayah Jawadwipa. Sanghyang Ismaya menyanggupi perintah tersebut, tetapi mohon diberi kawan. Kemudian sanghyang Tunggal berkata "di belakang (bagong-Jawa) itulah temanmu" seraya menunjuk bayangan yang ada dibelakang Sanghyang Ismaya, bayangan itu telah berganti rupa menjadi manusia dan diberi nama Bagong.
  3. Sanghyang Manikmaya diperintahkan untuk menjadi raja Tribuwana dan diperintahkan untuk membangun kraton di gunung Tengguru
Sanghyang Antaga dan Sanghyang Ismaya kemudian turun ke Arcapada. Sanghyang Ismaya menitis ke Janggan Smara putra Batara Wungkuam dan selanjutnya dikenal dengan nama Semar.

Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Ismaya, Sanghyang"