Citrawati, Dewi
Dewi Citrawati adalah putri Prabu Citradarma raja negara Magada, setelah Prabu Citradarma mangkat, tanggung kehidupannya menjadi tugas Prabu Citragada.
Banyak raja meminangnya, tetapi selalu ditolaknya karena Dewi Citrawati mengharapkan seorang titisan Wisnu, para raja yang ditolaknya sepakat untuk menyerang negara Magada, Prabu Citragada gelisah memikirkan masalah itu mengingat Magada tidak akan mampu menahan serangan gabungan tersebut.
Pada saat itu, datanglah utusan dari dari Maespati, bernama Sumantri yang datang ke Magada diutus Prabu Arjunawijaya guna meminang Dewi Citrawati. Setelah mengadakan pembicaraan didapat persetujuan apabila Sumantri dapat memberikan Domas delapan ratus putri raja, barulah Dewi Citrawati dapat menerima pinangan Prabu Arjunawijaya atau Arjunasasrabahu.
Sumantri kemudian memerangi para raja yang berkemah di luar kotaraja Magada, terjadilah peperangan antara balatentara Maespati dengan laskar para pelamar, akhir cerita peperangan tersebut dimenangkan oleh Sumantri.
Selanjutnya bebana (permintaan) Dewi Citrawati yang berupa putri domas dapat dipenuhi Sumantri dan dipersembahkan kepada Prabu Arjunawijaya.
Dengan pernikahan Arjunawijaya dan Dewi Citrawati berarti bertemunya titisan Batara Wisnu dan Dewi Sri.
Prabu Rahwana yang selalu mencari titisan Dewi Sri mendengar perihal Dewi Citrawati, kemudian Rahwana/Prabu Dasamuka mengerahkan balatentaranya menyerang Maespati. Patih Sumantri/Suwandageni tewas dalam pertempuran ini.
Mendengar kematian Patih kesayangannya itu, Prabu Arjunawijaya murka dan bertriwikarma menghancurkan barisan Alengka dan menangkap Prabu Dasamuka.
Dengan bermuslihat, Prabu Dasamuka mengutus Kalamarica menyebarkan berita bahwa Prabu Arjunawijaya gugur di medan perang, mendengar berita tersebut Dewi Citrawati kemudian belapati diikuti oleh seluruh putri istana Maespati. Karena takdir kematian belum saatnya, mereka bisa dihidupkan kembali oleh Prabu Arjunawijaya.
Dewi Citrawati dan Prabu Arjunawijaya mempunyai putra bernama Prabu Ruryana yang kemudian menggantikan kekuasaan ayahnya yang gugur oleh senjata pusaka Bargawasta ditangan Rama Bergawa.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Banyak raja meminangnya, tetapi selalu ditolaknya karena Dewi Citrawati mengharapkan seorang titisan Wisnu, para raja yang ditolaknya sepakat untuk menyerang negara Magada, Prabu Citragada gelisah memikirkan masalah itu mengingat Magada tidak akan mampu menahan serangan gabungan tersebut.
Pada saat itu, datanglah utusan dari dari Maespati, bernama Sumantri yang datang ke Magada diutus Prabu Arjunawijaya guna meminang Dewi Citrawati. Setelah mengadakan pembicaraan didapat persetujuan apabila Sumantri dapat memberikan Domas delapan ratus putri raja, barulah Dewi Citrawati dapat menerima pinangan Prabu Arjunawijaya atau Arjunasasrabahu.
Sumantri kemudian memerangi para raja yang berkemah di luar kotaraja Magada, terjadilah peperangan antara balatentara Maespati dengan laskar para pelamar, akhir cerita peperangan tersebut dimenangkan oleh Sumantri.
Selanjutnya bebana (permintaan) Dewi Citrawati yang berupa putri domas dapat dipenuhi Sumantri dan dipersembahkan kepada Prabu Arjunawijaya.
Dengan pernikahan Arjunawijaya dan Dewi Citrawati berarti bertemunya titisan Batara Wisnu dan Dewi Sri.
Prabu Rahwana yang selalu mencari titisan Dewi Sri mendengar perihal Dewi Citrawati, kemudian Rahwana/Prabu Dasamuka mengerahkan balatentaranya menyerang Maespati. Patih Sumantri/Suwandageni tewas dalam pertempuran ini.
Mendengar kematian Patih kesayangannya itu, Prabu Arjunawijaya murka dan bertriwikarma menghancurkan barisan Alengka dan menangkap Prabu Dasamuka.
Dengan bermuslihat, Prabu Dasamuka mengutus Kalamarica menyebarkan berita bahwa Prabu Arjunawijaya gugur di medan perang, mendengar berita tersebut Dewi Citrawati kemudian belapati diikuti oleh seluruh putri istana Maespati. Karena takdir kematian belum saatnya, mereka bisa dihidupkan kembali oleh Prabu Arjunawijaya.
Dewi Citrawati dan Prabu Arjunawijaya mempunyai putra bernama Prabu Ruryana yang kemudian menggantikan kekuasaan ayahnya yang gugur oleh senjata pusaka Bargawasta ditangan Rama Bergawa.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Citrawati, Dewi"