Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yayahgriwa

Ditya Yayahgriwa adalah raksasa bala tentara negara Surateleng pada jaman Sitija/Prabu Bomanarakasura menjadi raja di kerajaan Prajatisa/Trajutrisna.

Yayahgriwa tercipta pada waktu Bambang Sitija pergi mencari ayahnya titisan Batara Wisnu, ia berjalan seorang diri sebatang kara.

Oleh Nagaraja, kakeknya ia diberi Cangkok Wijayamulya pusaka Batara Wisnu dengan sebagai tanda pengenal, bahwa Sitija adalah putra Batara Wisnu dengan Dewi Pratiwi. Daya kesaktian pusaka tersebut adalah bisa menghidupkan segala sesuatu dari kematian.

Dalam perjalan itu Bambang Sitija tiba disuatu tempat yang penuh dengan sisa-sisa buangan apa saja yang sudah tidak berujud. Ia ingin mempunyai teman seperjalanan, barang-barang buangan tersebut kemudian dihidupkan dengan pusaka Cangkok Wijayakusuma, maka terciptalah diantaranya:
  1. Bangkai burung merpati, setelah hidup menjadi mahluk berwujud raksasa yang sangat ganas kemudian diberi nama Ditya Mahundara.
  2. Bekas tempat sesaji (ancak-Jawa) hidup menjadi raksasa yang buas bernama Ditya Ancakogra.
  3. Bekas tempat untuk menanak nasi (dandang-Jawa) dihidupkan menjadi raksasa berhidung panjang, diberi nama Ditya Dandangbiku.
  4. Bekas ikat pinggang (timang-Jawa) menjadi raksasa bermata sipit dinamakan Ditya Timangdapur.
  5. Pecahan tempayan menjadi raksasa cakil diberi nama Ditya Yayahgriwa.
Semenjak itu Ditya Yayahgriwa mengabdi pada Bambang Sitija/Prabu Bomanarakasura dan diberi tugas kewajiban sebagai pimpinan pasukan raksasa. Yayahgriwa mati oleh Prabu Baladewa dengan senjata Nanggala di dalam lakon "Boma Suruhan".

Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Yayahgriwa"