Pandawa
Pandawa artinya anak keturunan Pandu. Pandawa terdiri dari lima orang saudara yang berasal dari dua permaisuri. Puntadewa, Bima dan Arjuna putra dari Dewi Kunti, Nakula dan Sadewa putra dari Dewi Madrim.
Pandawa selalu berselisih dan dengan Kurawa. Kurawa selalu berkeinginan untuk membinasakan para Pandawa. Peristiwa kebakaran didalam cerita "Bale Sigalagala" merupakan percobaan pembunuhan terhadap Pandawa. Tetapi Pandawa selamat dan dapat muncul kembali dengan berdirinya negara Indraprasta.
Peristiwa permainan dadu, dengan siasat licik Arya Sengkuni, Pandawa kalah dalam taruhan dan akibatnya mereka diusir dari Astina selama tiga belas tahun. Dalam pengembaraan selama masa pembuangan itu Pandawa menderita kesengsaraan dan menempuh bahaya yang dahsyat. Berkat keberanian, keperwiraan, ketabahan, kekuatan, keteguhan dan kebesaran hati, mereka dapat menempuh segala halangan dan rintangan yang ditemuinya dengan selamat.
Pada masa pembuangan tahun ketigabelas, perjanjian telah menentukan bahwa: didalam tahun pembuangan yang terakhir tersebut, Pandawa harus berusaha bersembunyi agar para Kurawa yang menyebarkan mata-matanya tidak mengetahui dimana para Pandawa tersebut berada.
Karena apabila Kurawa mengetahuinya, mereka terpaksa harus menjalani pembuangan selama tigabelas tahun kembali. Pada waktu itu Pandawa kemudian menyamar sebagai abdi di negara Wirata. Karena lihainya menutupi diri maka pada detik terakhir munculah Pandawa dengan segala kebesarannya di negara Wirata.
Dengan munculnya kembali para Pandawa, banyak negara yang bersedia membatu mereka untuk bersama-sama menghadapi Kurawa.
Prabu Kresna, raja Dwarawati kemudian diangkat sebagai Duta Pandawa untuk minta kembali haknya atas Astina dengan jalan damai. Tetapi akhirnya Kurawa mengingkari Piagam Astina dan tak sejengkal tanah Astina akan diserahkan kembali kepada "musuh" nya itu. Akibat dari keserakahan dan keangkara murkaan Kurawa, perang pun tidak dapat dihindari lagi.
Perang Baratayuda pecah dengan segala akibatnya. Peperangan antara keluarga Bhatara ini, menimbulkan malapetaka yang dhsyat bagi umat di Arcapada. Hukum karma telah berlaku bagi mereka yang dahulunya berbuat sesuatu yang melampui batas-batas peri kemanusiaan. Tetapi kebenaran selalu mengatasi kelaliman dan keserakahan serta kejahatan. Takdir telah menentukan kehendaknya.
Peperangan hebat tersebut akhirnya dimenangkan oleh pihak Pandawa, yang membela kebenaran atas dasar haknya, sedangkan Kurawa mengalami kemusnahannya secara mutlak. Astina dengan segala isinya kemudian kembali kepada yang berhak yaitu: Pandawa.
Prabu Puntadewa kemudian dinobatkan menjadi Maharaja Astina dengan gelar Prabu Karimataya/Kalimataya. Setelah Prabu Kalimataya merasa puas membangun Astina dari sisa-sisa peperangan dan akan mengundurkan diri dari kegiatan pemerintahan kerajaan ia kemudian menyerahkan kekuasaan negara kepada Prabu Parikesit, cucu Arjuna, Putra Abimanyu dengan Dewi Utari, putri Parbu Matswapati, raja negara Wirata. Sesudah itu Pandawa mendapatakan moksanya pulang kembali ke alam Nirwana setelah tugasnya membangun kebenaran dunia selesai.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Pandawa selalu berselisih dan dengan Kurawa. Kurawa selalu berkeinginan untuk membinasakan para Pandawa. Peristiwa kebakaran didalam cerita "Bale Sigalagala" merupakan percobaan pembunuhan terhadap Pandawa. Tetapi Pandawa selamat dan dapat muncul kembali dengan berdirinya negara Indraprasta.
Peristiwa permainan dadu, dengan siasat licik Arya Sengkuni, Pandawa kalah dalam taruhan dan akibatnya mereka diusir dari Astina selama tiga belas tahun. Dalam pengembaraan selama masa pembuangan itu Pandawa menderita kesengsaraan dan menempuh bahaya yang dahsyat. Berkat keberanian, keperwiraan, ketabahan, kekuatan, keteguhan dan kebesaran hati, mereka dapat menempuh segala halangan dan rintangan yang ditemuinya dengan selamat.
Pada masa pembuangan tahun ketigabelas, perjanjian telah menentukan bahwa: didalam tahun pembuangan yang terakhir tersebut, Pandawa harus berusaha bersembunyi agar para Kurawa yang menyebarkan mata-matanya tidak mengetahui dimana para Pandawa tersebut berada.
Karena apabila Kurawa mengetahuinya, mereka terpaksa harus menjalani pembuangan selama tigabelas tahun kembali. Pada waktu itu Pandawa kemudian menyamar sebagai abdi di negara Wirata. Karena lihainya menutupi diri maka pada detik terakhir munculah Pandawa dengan segala kebesarannya di negara Wirata.
Dengan munculnya kembali para Pandawa, banyak negara yang bersedia membatu mereka untuk bersama-sama menghadapi Kurawa.
Prabu Kresna, raja Dwarawati kemudian diangkat sebagai Duta Pandawa untuk minta kembali haknya atas Astina dengan jalan damai. Tetapi akhirnya Kurawa mengingkari Piagam Astina dan tak sejengkal tanah Astina akan diserahkan kembali kepada "musuh" nya itu. Akibat dari keserakahan dan keangkara murkaan Kurawa, perang pun tidak dapat dihindari lagi.
Perang Baratayuda pecah dengan segala akibatnya. Peperangan antara keluarga Bhatara ini, menimbulkan malapetaka yang dhsyat bagi umat di Arcapada. Hukum karma telah berlaku bagi mereka yang dahulunya berbuat sesuatu yang melampui batas-batas peri kemanusiaan. Tetapi kebenaran selalu mengatasi kelaliman dan keserakahan serta kejahatan. Takdir telah menentukan kehendaknya.
Peperangan hebat tersebut akhirnya dimenangkan oleh pihak Pandawa, yang membela kebenaran atas dasar haknya, sedangkan Kurawa mengalami kemusnahannya secara mutlak. Astina dengan segala isinya kemudian kembali kepada yang berhak yaitu: Pandawa.
Prabu Puntadewa kemudian dinobatkan menjadi Maharaja Astina dengan gelar Prabu Karimataya/Kalimataya. Setelah Prabu Kalimataya merasa puas membangun Astina dari sisa-sisa peperangan dan akan mengundurkan diri dari kegiatan pemerintahan kerajaan ia kemudian menyerahkan kekuasaan negara kepada Prabu Parikesit, cucu Arjuna, Putra Abimanyu dengan Dewi Utari, putri Parbu Matswapati, raja negara Wirata. Sesudah itu Pandawa mendapatakan moksanya pulang kembali ke alam Nirwana setelah tugasnya membangun kebenaran dunia selesai.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Pandawa"