Kunti, Dewi
Dewi Kunti di dalam Mahabarata disebut dengan nama Dewi Prita. Dalam pedalangan sering juga disebut dengan nama Kuntitalibrata.
Ia adalah keturunan keluarga Yudawa, Putri Prabu Basukunti raja negara Mandura, saudara-saudaranya bernama Arya Basudewa, Arya Prabu Rukma dan Arya Ugrasena.
Dewi penuh watak penuh belas kasih, setia dan wingit. Sejak gadis ia telah menyenangi dan mempelajari ilmu-ilmu kebatinan. Dewi Kunti berguru pada Resi Druwasa, pendeta resmi istana Mandura. Oleh resi Druwasa ia diberi aji pepanggil yang mempunyai kesaktian dapat mendatangkan siapa saja yang dikehendakinya.
Diceritakan, pada saat itu Dewi Kunti menjadi pinangan para raja dan ksatria, untuk mendapatkan pasangan yang diharapkan negara Mandura kemudian mengadakan pasanggiri perang tanding, Barang siapa yang dapat mengalahkan putra mahkota Mandura Arya Basudewa, dialah yang berhak mempersunting Dewi Kunti yang cantik jelita.
Pabu Basukunti kemudian masuk ke keputrian untuk menemui putrinya, tetapi betapa terkejutnya ketika mendapati Dewi Kunti sedang dalam keadaan hamil, kehamilan ini disebabkan pada waktu itu Dewi Kunti mencoba aji pepanggil dengan maksud untuk mendatangkan Batara Surya, akibatnya Dewi Kunti hamil.
Prabu Basukunti sangat murka, pada saat itu juga ia memerintahkan agar Resi Drawangsa mengahadapnya. Atas persetujuan raja, bayi harus dilahirkan tanpa merusak kegadisan Dewi Prita, atas kesaktian Resi Drawasa, si jabang bayi dilahirkan melalui telinga. Jabang bayi tersebut diberi nama Karna/Suryatmaja/Suryaputra.
Untuk menjaga nama baik kerajaan, Karna kemudian dibawa oleh Resi Druwasa dan diletakkan di atas batu dengan pakaian ksatria. Akhirnya Karna diketemukan oleh Redaya, seorang sais kerajaan dan diambil sebagai anak angkat.
Di dalam sayembara perang tanding tersebut, Arya Basudewa dapat dikalahkan oleh Narasoma, putra raja Mandaraka, yang bernama Prabu Mandrapati. Dewi Kunti kemudian diserahkan kepada Narasoma. Tetapi karena ia telah berumpah tidak akan kawin lagi selain dengan Dewi Pujiwati, hak sayembara perang tanding beralih kepada Narasoma.
Akhirnya Narasoma berhadapan dengan Pandu, yang sebenarnya kedatangannya di Mandura sudah terlambat. Pandu kemudian dapat menundukkan aji Candrabirawa dan mengalahkan Narasoma, Dewi Kunti kemudian diserahkan sebagai tanda kemenangan dan sebagai tanda takluk Narasoma menyerahkan adiknya yang bernama Dewi Madrim. Bersama Dewi Kunti, Dewi Madrim diboyong ke Astina.
Ditengah perjalanan mereka bertemu Arya Sengkuni putra Prabu Gandara, yang sebenarnya juga ingin ikut pasanggiri perang tanding di Mandura, akan tetapi dating terlambat.Arya Sengkuni kemudian menatang Pandu adu kesaktian perang tanding, tetapi dapat dikalahkan oleh Pandu dan sebagai tanda takluk Arya Sengkuni menyerahkan kakaknya yang bernama Dewi Gendari untuk diboyong ke Astina.
Setibanya di Astina, ketiga putri tersebut diserahkan kepada Abiyasa, atas titah Prabu Kresnadwipayana/Abiyasa Destarata diperkenankan memilih seorang diantara tiga putri tersebut terlebih dahulu, pilihan Drestarasta jatuh pada Dewi Gendari dan Pandu dikawinkan dengan Dewi Kunti dan Dewi Madrim.
Dalam perkawinan ini Dewi Kunti perputra tiga orang yaitu: Puntadewa, Bima dan Arjuna, tetapi kemudian Dewi Kunti merawat dan membesarkan bayi kembar Nakula dan Sadewa anak dari Dewi Madrim. Dewi Madrim belapati atas kematian suaminya.
Dewi Kunti selalu membimbing putra-putranya dan menuntut kembalinya negara Astina kepada Pandawa. Sudah berkali-kali dirundingkan tetapi tuntutannya selalu tiada membawa hasil. Sampai akhirnya, Dewi Kunti mengajukan tuntutan melalui Prabu Matswapati dan Sri Kresna ditunjuk menjadi duta ke negara Astina. Oleh karena perundingan melalui jalan damai mengalami kebuntuan maka Dewi Kunti menyarankan agat putranya mengambil haknya melalui jalan peperangan. Akhirnya meletuslah Baratayuda dengan segala akibatnya.
Setelah Baratayuda usai dan kemenangan di pihak Pandawa, Dewi Kunti merasa tugasnya sebagai seorang ibu telah usai, pada waktu Drestarasta dan Dewi Gendari ingin mencari moksa Dewi Kunti pergi menyertai mereka.
Wanda: Rangkung
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dewi penuh watak penuh belas kasih, setia dan wingit. Sejak gadis ia telah menyenangi dan mempelajari ilmu-ilmu kebatinan. Dewi Kunti berguru pada Resi Druwasa, pendeta resmi istana Mandura. Oleh resi Druwasa ia diberi aji pepanggil yang mempunyai kesaktian dapat mendatangkan siapa saja yang dikehendakinya.
Diceritakan, pada saat itu Dewi Kunti menjadi pinangan para raja dan ksatria, untuk mendapatkan pasangan yang diharapkan negara Mandura kemudian mengadakan pasanggiri perang tanding, Barang siapa yang dapat mengalahkan putra mahkota Mandura Arya Basudewa, dialah yang berhak mempersunting Dewi Kunti yang cantik jelita.
Pabu Basukunti kemudian masuk ke keputrian untuk menemui putrinya, tetapi betapa terkejutnya ketika mendapati Dewi Kunti sedang dalam keadaan hamil, kehamilan ini disebabkan pada waktu itu Dewi Kunti mencoba aji pepanggil dengan maksud untuk mendatangkan Batara Surya, akibatnya Dewi Kunti hamil.
Prabu Basukunti sangat murka, pada saat itu juga ia memerintahkan agar Resi Drawangsa mengahadapnya. Atas persetujuan raja, bayi harus dilahirkan tanpa merusak kegadisan Dewi Prita, atas kesaktian Resi Drawasa, si jabang bayi dilahirkan melalui telinga. Jabang bayi tersebut diberi nama Karna/Suryatmaja/Suryaputra.
Untuk menjaga nama baik kerajaan, Karna kemudian dibawa oleh Resi Druwasa dan diletakkan di atas batu dengan pakaian ksatria. Akhirnya Karna diketemukan oleh Redaya, seorang sais kerajaan dan diambil sebagai anak angkat.
Di dalam sayembara perang tanding tersebut, Arya Basudewa dapat dikalahkan oleh Narasoma, putra raja Mandaraka, yang bernama Prabu Mandrapati. Dewi Kunti kemudian diserahkan kepada Narasoma. Tetapi karena ia telah berumpah tidak akan kawin lagi selain dengan Dewi Pujiwati, hak sayembara perang tanding beralih kepada Narasoma.
Akhirnya Narasoma berhadapan dengan Pandu, yang sebenarnya kedatangannya di Mandura sudah terlambat. Pandu kemudian dapat menundukkan aji Candrabirawa dan mengalahkan Narasoma, Dewi Kunti kemudian diserahkan sebagai tanda kemenangan dan sebagai tanda takluk Narasoma menyerahkan adiknya yang bernama Dewi Madrim. Bersama Dewi Kunti, Dewi Madrim diboyong ke Astina.
Ditengah perjalanan mereka bertemu Arya Sengkuni putra Prabu Gandara, yang sebenarnya juga ingin ikut pasanggiri perang tanding di Mandura, akan tetapi dating terlambat.Arya Sengkuni kemudian menatang Pandu adu kesaktian perang tanding, tetapi dapat dikalahkan oleh Pandu dan sebagai tanda takluk Arya Sengkuni menyerahkan kakaknya yang bernama Dewi Gendari untuk diboyong ke Astina.
Setibanya di Astina, ketiga putri tersebut diserahkan kepada Abiyasa, atas titah Prabu Kresnadwipayana/Abiyasa Destarata diperkenankan memilih seorang diantara tiga putri tersebut terlebih dahulu, pilihan Drestarasta jatuh pada Dewi Gendari dan Pandu dikawinkan dengan Dewi Kunti dan Dewi Madrim.
Dalam perkawinan ini Dewi Kunti perputra tiga orang yaitu: Puntadewa, Bima dan Arjuna, tetapi kemudian Dewi Kunti merawat dan membesarkan bayi kembar Nakula dan Sadewa anak dari Dewi Madrim. Dewi Madrim belapati atas kematian suaminya.
Dewi Kunti selalu membimbing putra-putranya dan menuntut kembalinya negara Astina kepada Pandawa. Sudah berkali-kali dirundingkan tetapi tuntutannya selalu tiada membawa hasil. Sampai akhirnya, Dewi Kunti mengajukan tuntutan melalui Prabu Matswapati dan Sri Kresna ditunjuk menjadi duta ke negara Astina. Oleh karena perundingan melalui jalan damai mengalami kebuntuan maka Dewi Kunti menyarankan agat putranya mengambil haknya melalui jalan peperangan. Akhirnya meletuslah Baratayuda dengan segala akibatnya.
Setelah Baratayuda usai dan kemenangan di pihak Pandawa, Dewi Kunti merasa tugasnya sebagai seorang ibu telah usai, pada waktu Drestarasta dan Dewi Gendari ingin mencari moksa Dewi Kunti pergi menyertai mereka.
Wanda: Rangkung
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Kunti, Dewi"