Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aruni, Garuda

Aruni atau disebut juga Naruni, Ngruni adalah anak dari Resi Kaspaya dan Dewi Winata putri Batara Brama. Aruni mempunyai saudara sekandung bernama Aruna, keduanya berwujud seekor garuda yang sangat besar dan dahsyat.

Baca Aruna, Garuda untuk kisah sebelumnya.

Dewi Winata telah menyadari kesalahanya dengan memecahkan telur yang belum waktunya menetas, maka telur yang sebutir lagi ia simpan dan rawat dengan baik sesekali ditimangnya dengan penuh kasih sayang.

Datanglah waktu ketika telur itu menetas, dengan girang diangkatlah anak burung tersebut dengan penuh rasa bahagia, putra itu diberi nama Aruni. Hari demi hari Aruni tumbuh menjadi seekor burung yang sangat besar, satu dua kali Aruni mencoba mengepakkan sayapnya, sehingga Aruni begitu bahagia saat pertama kali bisa terbang tinggi melayang diangkasa.

Untuk menggembirakan hati ibunya, Aruni mempersilahkan Dewi Winata naik kepunggungnya untuk terbang menikmati alam. Akan tetapi Dewi Winata tidak bisa menuruti keinginan Aruni, sebagai budak Dewi Kadru ia tidak bisa pergi bebas.

Aruni kemudian menemui Dewi Kadru dan minta ibunya agar dimerdekakan kembali, Dewi Kadru tidak keberatan asal kebebasan Dewi Winata ditebus dengan cupu yang berisikan Tirta Saktiwisa. Aruni kembali kepada ibunya, dia menayakan keberadaan cupu Tirta Saktiwisa tersebut, tetapi Dewi Winata tidak mengetahuinya, kemudian menyuruh anaknya menanyakan kepada Batara Brama kakeknya di kahyangan Daksinageni.

Aruni meminta diri meninggalkan Dewi Winata untuk mencari cupu Tirta Saktiwisa tersebut.

Tersebutlah Aruna yang sedang bertengger di mega malang, terperanjat karena awan mega disekitarnya tergoncang hancur dan bergetar hebat, setelah mengetahui penyebabnya adalah seekor burung yang perawaknnya hampir sama dengannya dengan segera Aruna menyerang burung tersebut. Demikian hebatnya pertarungan tersebut hingga keduanya berguling-guling jatuh di kahyangan Daksinageni.

Oleh Batara Brahmanayana keduanya dilerai dan dihadapkan kepada Batara Brama, sesudah diadakan tanya jawab maka diketahui bahwa mereka berdua adalah cucunya. Aruni menjelaskan maksud kedatanggannya ke Daksinageni, guna meminta cupu Tirta Saktiwisa untuk dihaturkan kepada Dewi Kadru sebagai syarat pembebasan Dewi Winata.

Setelah mendengar penjelasan Aruni, Batara Brama memberikan perintah kepada Batara Brahmayana agar meminjamkan Cupu Tirta Saktiwisa dengan syarat agar dikembalikan setelah tiga hari. Aruni menyanggupinya, kemudian mereka berdua memohon diri setelah menerima cupu tersebut.

Oleh Batara Brahma, kedua cucunya diberi nama Garuda, menjadi Garuda Aruna dan Garuda Aruni (ada yang menyebut dengan nama Garuda Naruna/Garuda Ngruna dan Garuda Naruni/Garuda Ngruni).

Sampai di Arcapada, Garuda Aruni segera menghadap Dewi Kadru dan untuk memberikan syarat kebebasan Dewi Winata, Dewi Kadru menyanggupi menerima cupu tersebut selama tiga hari dan menegaskan bahwa Dewi Kadru telah membebaskan Dewi Winata.

Setelah menerima cupu Titrta Saktiwisa tersebut, Dewi Kadru kemudian memanggil anak-anaknya, mereka beramai-ramai meminum air dari cupu tersebut agar mempunyai bisa yang ampuh. Akan tetapi tidak semua anak bisa menghadap Dewi Kadru diantaranya adalah Sarwa dan Puspakajang belum bisa meminum air tersebut karena sedang tertidur, berganti kulit di dalama goa.

Pada hari ketiga, sesuai perjanjian Garuda Aruni datang kepada Dewi Kadru untuk mengambil kembali cupu Tirta Saktiwisa tersebut guna dikembalikan ke Daksinageni, tetapi Dewi Kadru belum bersedia mengembalikan cupu tersebut, karena belum semua anak mendapatkan Tirta Saktiwisa.

Garuda Aruni bersikeras mengambil cupu tersebut, karena dia meminjam cupu tersebut selama tiga hari saja dan menyanggupi untuk mengembalikan setelahnya. Akhirnya terjadilah peperangan antara ratusan ular anak Dewi Kadru melawan Garuda Aruna dan Garuda Aruni. Pada akhirnya Garuda Aruni dapat mengambil dan mengembalikan cupu tersebut kepada Batara Brahma.

Ada juga yang mengisahkan, bahwa untuk tebusan Dewi Winata adalah Tirta Amreta, sehingga Aruni terpaksa harus mencurinya. Karena masalah Tirta Amreta tersebut Aruni harus bertarung dengan Batara Wisnu, walaupun pada akhirnya Aruni kalah, akan tetapi Batara Wisnu harus sampai triwikrama untuk menundukkan Aruni, Batara Wisnu mengakui bahwa Aruni memmpunyai kesaktian yang luar biasa, sangat jarang Batara Wisnu harus sampai triwikrama undtuk mengalahkan musuhnya.

Sejak itu, mereka menjadi sahabat dan sebagai tanda takluknya, Aruni bersedia menjadi kendaraan Batara Wisnu. Batar Wisnu sering memangging dengan sebutan Garuda Briawan.

Dalam lakon "Ngruna-Ngruni" bersama-sama Batara Wisnu, Garuda Aruni berperang melawan Prabu Hiranyakasipu dari negara Langka dan Prabu Hiranyaweka dari negara Kasi yang bebarengan menyerang Suralaya, karena permohonan untuk meminang Dewi Brahmani tidak dikabulkan oleh Batara Brama. Prabu Hiranyakasipu tewas ditangan Batar Wisnu sedangakan Prabu Hiranyawreka binasa oleh Garuda Ngruni. Atas jasa tersebut, Garuda Aruni dijodohkan dengan Dewi Brahmanisri.

Dari perkawinan Garuda Aruni dengan Dewi Brahmanisri berputra Bribrahma
Bribrahma berputra Resi Winata
Resi Winanata berputra Resi Kiswabriswa
Resi Kiswabriswa berputra empat, yaitu: Garuda Harna, Grauda Brihawan, Garuda Sampati dan Garuda Jatayu.

Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Aruni, Garuda"