Wisrawa - ꦮꦶꦱꦿꦮ
Begawan Wisrawa bertempat tinggal di pertapaan Girijambangan. Resi Wisrawa adalah putra Resi Padwa yang masih keturunan dari Batara Sambo putra sulung dari Sanghyang Manikmaya dengan Dewi Umayi.
Resi Wisrawa kemudian dijodohkan dengan Dewi Lokawati putri Prabu Lokapala. Setelah Prabu Lokapala mangkat atas perkenan Dewi Lokawati Resi Wisrawa kemudian dilantik menjadi raja negara Lokapala.
Dari perkawian dengan Dewi Lokawati, Begawan Wisrawa mempunyai putra bernama Wisrawana yang dikemudian hari dinobatkan menjadi penguasa Lokapala bergelar Prabu Danaraja/Prabu Danapati.
Dinegara Alengka bertahta Prabu Sumali yang mempunyai dua orang putra, yaitu: Dewi Sukesi dan Arya Prahasta yang berwujud raksasa. Prabu Sumali mempunyai Saudara sekandung bernama Prabu Maliyawan yang berputra Ditya Jambumangli yang berwujud raksasa juga. Ditya Jambumangli mempunyai keinginan untuk meminang Dewi Sukesi tetapi tidak punya keberanian untuk meminang secara terang-terangan. Oleh karenanya, Jambumangnli kemudian meminta perkenan Prabu Sumali pamannya agar dia menjadi pasanggiri perang tanding memperebutkan Dewi Sukesi.
Sejak itu para raja ataupuhn kesatria yang meminang Dewi Sukesi harus berhadapan perang tanding melawan Ditya Jambumangli. Karena kesaktian Ditya Jambumangli, belum ada raja maupun kesatria yang mampu meminang Dewi Sukesi.
Pada saat itu Dewi Sukesi sendiri mengadakan sayembara barang siapa yang mampu menafsirkan ilmu "Sastra Hajendra Yuningrat" dialah yang berhak mengawininya.
Prabu Danaraja raja Lokapala yang masih muda ingin melamar Dewi Sukesi, tetapi Begawan Wisrawa tidak setuju apabila ditempuh dengan cara perang tanding, oleh karena sayembara ada dua macam maka Resi Wisrawa yang diminta untuk melamarkan Prabu Danaraja dengan mengambil sayembara menafsirkan ilmu "Sastra Hajendra Yuningrat" karena Resi Wisrawa berpendapat bahwa sayembara ini penuh keikhlasan dari Dewi Sukesi, tetapi apabila Prabu Sumalimenghendaki jalan perang tanding sebagai keharusan, kedua sayembara tersebut akan ditempuhnya juga.
Setibanya di negara ALengka, Resi Wisrawa langsung menghadap Prabu Sumali dan menemui Dewi Sukesi. Resi Wisrawa kemudian menjabarkan tafsiran ilmu "Sastra Hajendra Yuningrat" setelah tafsirannya selesai, Prabu Sumali dan Dewi Sukesi yang berwujud raksasa kemudian beralih rupa menjadi manusia biasa.
Dewi Sukesi akan diboyong ke Lokapala untuk dikawinkan dengan Prabu Danaraja anaknya, tetapi ditolak oleh Dewi SUkesi, karena yang memecahkan sayembara tersebut bukan Prabu Danaraja. Akhirnya Dewi Sukesi kawin dengan Resi Wisrawa sesuai dengan syarat dan ketentuan sayemnbara.
Mendengar berita perkawian itu Ditya Jambumangli menjadi sangat marah, Prabu Sumali dan Dewi Sukesi dilabraknya dengan kata-kata, sedangkan Resi Wisrawa diharuskan menempuh pasanggiri perang tanding. Terjadilah perang tanding anatar Ditya Jambumangli dengan Resi Wisrawa, dengan akhir Ditya Jambumangli tewas dengan tubuh tercincang. Sebelum mati Ditya Jambumangli mengeluarkan kutuknya bahwa kelak anak Wisrawa akan mati tercincang seperti apa yang dialaminya. Hal ini kelak akan menjadi kenyataan ketika Arya Kumbakarna putra Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi gugur dengan tubuh tercerai berai.
Dikisahkan, Prabu Danaraja yang mendengar laporan bahwa ayahnya ternyata kawin dengan Dewi SUkesi menjadi sangat murka lalu pergi ke Alengka. Perang antara anak dan anak terjadi dengan hebatnya. Tetapi kemudian dilerai oleh Batara Narada, yang mengatakan bahwa Dewi Sukesi memang telah digariskan menjadi istri Resi Wisrawa.
Dalam perkawinan tersebut, Begawan Wisrawa mempunyai empat orang orang putra, yaitu: Rahwana, Arya Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka dan Arya Wibisana.
Setelah Prabu Sumali menyerahkan kekuasaan kerajaan kepada Rahwana dengan gelar Prabu Dasamuka, Resi Wisrawa tetap menjadi begawan dan berstempat tinggal di pertapaan Girijembangan sampai akhir hayatnya.
Wanda: Kinanti. Mempunyai wajah yang tampan dan berwatak halus.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Resi Wisrawa kemudian dijodohkan dengan Dewi Lokawati putri Prabu Lokapala. Setelah Prabu Lokapala mangkat atas perkenan Dewi Lokawati Resi Wisrawa kemudian dilantik menjadi raja negara Lokapala.
Dari perkawian dengan Dewi Lokawati, Begawan Wisrawa mempunyai putra bernama Wisrawana yang dikemudian hari dinobatkan menjadi penguasa Lokapala bergelar Prabu Danaraja/Prabu Danapati.
Dinegara Alengka bertahta Prabu Sumali yang mempunyai dua orang putra, yaitu: Dewi Sukesi dan Arya Prahasta yang berwujud raksasa. Prabu Sumali mempunyai Saudara sekandung bernama Prabu Maliyawan yang berputra Ditya Jambumangli yang berwujud raksasa juga. Ditya Jambumangli mempunyai keinginan untuk meminang Dewi Sukesi tetapi tidak punya keberanian untuk meminang secara terang-terangan. Oleh karenanya, Jambumangnli kemudian meminta perkenan Prabu Sumali pamannya agar dia menjadi pasanggiri perang tanding memperebutkan Dewi Sukesi.
Sejak itu para raja ataupuhn kesatria yang meminang Dewi Sukesi harus berhadapan perang tanding melawan Ditya Jambumangli. Karena kesaktian Ditya Jambumangli, belum ada raja maupun kesatria yang mampu meminang Dewi Sukesi.
Pada saat itu Dewi Sukesi sendiri mengadakan sayembara barang siapa yang mampu menafsirkan ilmu "Sastra Hajendra Yuningrat" dialah yang berhak mengawininya.
Prabu Danaraja raja Lokapala yang masih muda ingin melamar Dewi Sukesi, tetapi Begawan Wisrawa tidak setuju apabila ditempuh dengan cara perang tanding, oleh karena sayembara ada dua macam maka Resi Wisrawa yang diminta untuk melamarkan Prabu Danaraja dengan mengambil sayembara menafsirkan ilmu "Sastra Hajendra Yuningrat" karena Resi Wisrawa berpendapat bahwa sayembara ini penuh keikhlasan dari Dewi Sukesi, tetapi apabila Prabu Sumalimenghendaki jalan perang tanding sebagai keharusan, kedua sayembara tersebut akan ditempuhnya juga.
Setibanya di negara ALengka, Resi Wisrawa langsung menghadap Prabu Sumali dan menemui Dewi Sukesi. Resi Wisrawa kemudian menjabarkan tafsiran ilmu "Sastra Hajendra Yuningrat" setelah tafsirannya selesai, Prabu Sumali dan Dewi Sukesi yang berwujud raksasa kemudian beralih rupa menjadi manusia biasa.
Dewi Sukesi akan diboyong ke Lokapala untuk dikawinkan dengan Prabu Danaraja anaknya, tetapi ditolak oleh Dewi SUkesi, karena yang memecahkan sayembara tersebut bukan Prabu Danaraja. Akhirnya Dewi Sukesi kawin dengan Resi Wisrawa sesuai dengan syarat dan ketentuan sayemnbara.
Mendengar berita perkawian itu Ditya Jambumangli menjadi sangat marah, Prabu Sumali dan Dewi Sukesi dilabraknya dengan kata-kata, sedangkan Resi Wisrawa diharuskan menempuh pasanggiri perang tanding. Terjadilah perang tanding anatar Ditya Jambumangli dengan Resi Wisrawa, dengan akhir Ditya Jambumangli tewas dengan tubuh tercincang. Sebelum mati Ditya Jambumangli mengeluarkan kutuknya bahwa kelak anak Wisrawa akan mati tercincang seperti apa yang dialaminya. Hal ini kelak akan menjadi kenyataan ketika Arya Kumbakarna putra Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi gugur dengan tubuh tercerai berai.
Dikisahkan, Prabu Danaraja yang mendengar laporan bahwa ayahnya ternyata kawin dengan Dewi SUkesi menjadi sangat murka lalu pergi ke Alengka. Perang antara anak dan anak terjadi dengan hebatnya. Tetapi kemudian dilerai oleh Batara Narada, yang mengatakan bahwa Dewi Sukesi memang telah digariskan menjadi istri Resi Wisrawa.
Dalam perkawinan tersebut, Begawan Wisrawa mempunyai empat orang orang putra, yaitu: Rahwana, Arya Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka dan Arya Wibisana.
Setelah Prabu Sumali menyerahkan kekuasaan kerajaan kepada Rahwana dengan gelar Prabu Dasamuka, Resi Wisrawa tetap menjadi begawan dan berstempat tinggal di pertapaan Girijembangan sampai akhir hayatnya.
Wanda: Kinanti. Mempunyai wajah yang tampan dan berwatak halus.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Wisrawa - ꦮꦶꦱꦿꦮ"