Dursasana
Dursasana adalah adik Prabu Duryudana, putra Prabu Destarata dengan Dewi gendari yang terkenal dengan nama Kurawa yang berarti anak keturunan Kuru.
Istri Dursasana bernama Dewi Saltani putri Adipati Banjarjungut, dari perkawian ini Dursasana mempunyai seorangputra yang bernama Dursala.
Sesuai dengan namanya dur artinya keburukan dan sasana artinya tempat, tempat keburukan Arya Dursasana mempunyai sifat takabur, senang bertindak sewenang-wenang, besar kepala, suka meremehkan dan merendahkan orang lain dan sombong. Dursasana sangat dimanjakan oleh orangtuanya. Penampilan Dursasana berbadan tegap gagah dan bermulut lebar.
Dursasana tampil dalam lakon-lakon yang terkenal diantaranya "Wahyu Hidayat" dan "Wahyu Cakraningrat" atau "Bima Kopek". Dalam lakon "Parta Krama" Dursasana berasaing dengan Arjuna untuk mempersunting Dewi Wara Sembadra putri Prabu Basudewa raja Mandura. Dalam lakon "Pandawa Dadu" Puntadewa kalah dalam permainan, kekayaan, kraton, saudara-saudaranya, Dewi Drupadi dan dirinya sendiri sudah dalam kekuasaan Kurawa sebagai pembayaran taruhan. Kurawa telah memperlakukan Dewi Drupadi secara sewenang-wenang dengan menelanjangi Dewi Drupadi dan Dursasanalah yang melakukannya.
Di dalam peristiwa perayaan di Krukmandala, Dursasana sekali lagi melecehkan Dewi Drupadi, sehingga keluarlah sumpah gelung yang terurai karena perbuatan Dursasana itu akan kembali disanggulkan setelah dikeramasi dengan darah Dursasana.
Arya Dursasana mempunyai keris pusaka yang ukurannya besar, bernama Barla.
Dalam Baratyuda babak II Baratayuda Babak II - Bisma Gugur (Tawur) Dursasana telah membunuh Sagotra, Sarka dan Tarka yang dipaksa menjadi korban/tumbal (wadal-Jawa) untuk kepentingan Kurawa.
Ada yang mengisahkan karena pembunuhan Sarka dan Tarka inilah berakibat Dursasana bisa ditangkap Bima saat perang Baratayuda diceritakan dalam Baratayuda Babak VI - Gatotkaca Gugur (Suluhan) pada waktu akan melompati sungai Kelawing/Cingcinggoling, Dursasana dijegal oleh badan halu Sarka dan Tarka.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Istri Dursasana bernama Dewi Saltani putri Adipati Banjarjungut, dari perkawian ini Dursasana mempunyai seorangputra yang bernama Dursala.
Sesuai dengan namanya dur artinya keburukan dan sasana artinya tempat, tempat keburukan Arya Dursasana mempunyai sifat takabur, senang bertindak sewenang-wenang, besar kepala, suka meremehkan dan merendahkan orang lain dan sombong. Dursasana sangat dimanjakan oleh orangtuanya. Penampilan Dursasana berbadan tegap gagah dan bermulut lebar.
Dursasana tampil dalam lakon-lakon yang terkenal diantaranya "Wahyu Hidayat" dan "Wahyu Cakraningrat" atau "Bima Kopek". Dalam lakon "Parta Krama" Dursasana berasaing dengan Arjuna untuk mempersunting Dewi Wara Sembadra putri Prabu Basudewa raja Mandura. Dalam lakon "Pandawa Dadu" Puntadewa kalah dalam permainan, kekayaan, kraton, saudara-saudaranya, Dewi Drupadi dan dirinya sendiri sudah dalam kekuasaan Kurawa sebagai pembayaran taruhan. Kurawa telah memperlakukan Dewi Drupadi secara sewenang-wenang dengan menelanjangi Dewi Drupadi dan Dursasanalah yang melakukannya.
Di dalam peristiwa perayaan di Krukmandala, Dursasana sekali lagi melecehkan Dewi Drupadi, sehingga keluarlah sumpah gelung yang terurai karena perbuatan Dursasana itu akan kembali disanggulkan setelah dikeramasi dengan darah Dursasana.
Arya Dursasana mempunyai keris pusaka yang ukurannya besar, bernama Barla.
Dalam Baratyuda babak II Baratayuda Babak II - Bisma Gugur (Tawur) Dursasana telah membunuh Sagotra, Sarka dan Tarka yang dipaksa menjadi korban/tumbal (wadal-Jawa) untuk kepentingan Kurawa.
Ada yang mengisahkan karena pembunuhan Sarka dan Tarka inilah berakibat Dursasana bisa ditangkap Bima saat perang Baratayuda diceritakan dalam Baratayuda Babak VI - Gatotkaca Gugur (Suluhan) pada waktu akan melompati sungai Kelawing/Cingcinggoling, Dursasana dijegal oleh badan halu Sarka dan Tarka.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Dursasana"