Basudewa
Prabu Basudewa adalah raja negara Mandura. Ayahnya bernama Prabu Basukunti. Basudewa mempunyai tiga orang saudara yaitu: Dewi Kunti, Arya Prabu Rukma dam Agra Ugrasena.
Basudewa mempunyai tiga orang permaisuri, yaitu:
Basudewa sangat sayang kepada keluarganya, pandai olah keprajuritan dan mahir memainkan senjata panah serta lembing/tombak. Pada waktu Dewi Kunti menjadi pinangan para raja, Basudewa mengadakan pasanggiri siapa yang dapat mengalahkan dirinya itulah yang berhak meminang Dewi Kunti.
Banyak raja yang mengikuti sayembara tersebut, tetapi harus mengakui kehebatan Basudewa. Pada akhirnya ada seorang yang mampu mengalahkan Prabu Basudewa yaitu Narasoma., putra mahkota negara Mandaraka. Tetapi dengan kemenangannya itu dia tidak ingin memiliki Dewi Kunti, tetapi kewenangan pasanggiri kemudian beralih kepadanya.
Pandu, putra mahkota negara Astina akan ikut sayembara ini, akan tetapi kedatangannya tepat waktu sayembara pasanggiri selesai. Maka Pandu berhadapan langsung dengan Narasoma, Pandu dapat mengalahkan Narasoma dam menundukkan aji candrabirawa, sehingga Dewi Kunti diserahkan kepada Pandu, bahkan Dewi Madrim adik Narasoma ikut diberikan sebagai hadiah Sayembara.
Dalam lakon "Basudewa Grogol" dikisahkan sewaktu Prabu Basudewa di dalam hutan dan berkemah (masanggrah-Jawa) di Randugumbala, istana Mandura kemasukan duratmaka yang menyamar sebagai Prabu Basudewa, Duratmaka tersebut berhasil memadu kasih dengan Dewi Maerah. Akan tetapi perbuatan tersebut ketahuan Arya Prabu Rukma, yang pulang dari hutan Randugumbala terlebih dahulu. Arya Prabu Rukma dapat membinasakan duratmaka tersebut, yang ternyata adalah Prabu Gorawangsa dari Guwabarong.
Atas perbuatannya itu dewi Maerah mendapat hukuman, diusir keluar dari negara Mandura. Dewi Maerah yang dalam keadaan hamil ditempatkan di negara Bombawirayang, diserahkan kepada ditya Suratrmantra, adik Prabu Gorawangsa. Di tempat pengasingannya itu Dewi Maerah melahirkan seorang putra lelaki yang berwujud setenah raksasa yang diberi nama Kangsa atau Kangsadewa.
Diceritakan setelah Kangsa dewasa dengan terus terang, Dewi Maerah menceritakan keadaan sebenarnya, bahwa ia sesungguhnya permaisuri Prabu Basudewa, raja negara Mandura. Kangsa tidak sepenuhnya putra Gorawangsa, tetapi juga putra Prabu Basudewa, sehingga berhak mendapat pengakuan sebagai putra Prabu Basudewa. Dengan dukungan Suratrimantra, Kangsa pergi kenegara Mandura. Ia akhirnya diakui sebagai putra Prabu Basudewa dan diangkat menjadi Adipati di Sengkapura. Oleh Kangsa, Dewi Maerah diboyong ke Sengkapura. Ketika Kangsa tewas dalam peperangan melawan Kakrasana dan Narayana, Dewi Maerah ikut belamati, terjun ke dalam pancaka (api pembakaran mayat) demi kehormatan dan harga dirinya.
Saudara Prabu Basudewa, Arya Prabu Rukma dan Arya Ugrasena keduanya memperoleh kemuktian berkat bantuan Prabu Basudewa. Arya Prabu Rukma menjadi penguasa negara Kubina dan Arya Ugrasena menduduki tahta Lesanpura.
Setelah berusia lanjut Prabu Basudewa menyerahkan kekuasan pemerintahan kepada Kakrasana dengan gelar Prabu Baladewa. Prabu Basudewa kemudian menjadi begawan di pasanggrahan Randugumbala.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Basudewa mempunyai tiga orang permaisuri, yaitu:
- Dewi Mahindra berputra Kakrasana dan Narayana
- Dewi Maerah berputra Kangsa
Kangsa sebenarnya putra Prabu Gorawangsa yang beralih rupa menjadi Prabu Basudewa dan berhasil mengadakan hubungan asmara dengan Dewi Maerah - Dewi Badrahini berputra Dewi Wara Sembadra
Banyak raja yang mengikuti sayembara tersebut, tetapi harus mengakui kehebatan Basudewa. Pada akhirnya ada seorang yang mampu mengalahkan Prabu Basudewa yaitu Narasoma., putra mahkota negara Mandaraka. Tetapi dengan kemenangannya itu dia tidak ingin memiliki Dewi Kunti, tetapi kewenangan pasanggiri kemudian beralih kepadanya.
Pandu, putra mahkota negara Astina akan ikut sayembara ini, akan tetapi kedatangannya tepat waktu sayembara pasanggiri selesai. Maka Pandu berhadapan langsung dengan Narasoma, Pandu dapat mengalahkan Narasoma dam menundukkan aji candrabirawa, sehingga Dewi Kunti diserahkan kepada Pandu, bahkan Dewi Madrim adik Narasoma ikut diberikan sebagai hadiah Sayembara.
Dalam lakon "Basudewa Grogol" dikisahkan sewaktu Prabu Basudewa di dalam hutan dan berkemah (masanggrah-Jawa) di Randugumbala, istana Mandura kemasukan duratmaka yang menyamar sebagai Prabu Basudewa, Duratmaka tersebut berhasil memadu kasih dengan Dewi Maerah. Akan tetapi perbuatan tersebut ketahuan Arya Prabu Rukma, yang pulang dari hutan Randugumbala terlebih dahulu. Arya Prabu Rukma dapat membinasakan duratmaka tersebut, yang ternyata adalah Prabu Gorawangsa dari Guwabarong.
Atas perbuatannya itu dewi Maerah mendapat hukuman, diusir keluar dari negara Mandura. Dewi Maerah yang dalam keadaan hamil ditempatkan di negara Bombawirayang, diserahkan kepada ditya Suratrmantra, adik Prabu Gorawangsa. Di tempat pengasingannya itu Dewi Maerah melahirkan seorang putra lelaki yang berwujud setenah raksasa yang diberi nama Kangsa atau Kangsadewa.
Diceritakan setelah Kangsa dewasa dengan terus terang, Dewi Maerah menceritakan keadaan sebenarnya, bahwa ia sesungguhnya permaisuri Prabu Basudewa, raja negara Mandura. Kangsa tidak sepenuhnya putra Gorawangsa, tetapi juga putra Prabu Basudewa, sehingga berhak mendapat pengakuan sebagai putra Prabu Basudewa. Dengan dukungan Suratrimantra, Kangsa pergi kenegara Mandura. Ia akhirnya diakui sebagai putra Prabu Basudewa dan diangkat menjadi Adipati di Sengkapura. Oleh Kangsa, Dewi Maerah diboyong ke Sengkapura. Ketika Kangsa tewas dalam peperangan melawan Kakrasana dan Narayana, Dewi Maerah ikut belamati, terjun ke dalam pancaka (api pembakaran mayat) demi kehormatan dan harga dirinya.
Saudara Prabu Basudewa, Arya Prabu Rukma dan Arya Ugrasena keduanya memperoleh kemuktian berkat bantuan Prabu Basudewa. Arya Prabu Rukma menjadi penguasa negara Kubina dan Arya Ugrasena menduduki tahta Lesanpura.
Setelah berusia lanjut Prabu Basudewa menyerahkan kekuasan pemerintahan kepada Kakrasana dengan gelar Prabu Baladewa. Prabu Basudewa kemudian menjadi begawan di pasanggrahan Randugumbala.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Basudewa"