Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wiyasa

Wiyasa atau Vyasa sangat masyhur baik dikalangan Hindu ataupun di Jawa. Kitab Mahabarata disebutkan sebagai buah pena Wiyasa.

Ia disebut sebagai sosok yang pandai, sangat cerdas, arif bijaksana, alim, banyak pengalaman, saleh, ahli bertapa, seorang pujangga besar, seorang pendeta, seorang ahli nujum, seorang tabib, seorang ksatria, ahli tata negara, ahli tata pemerintahan, seorang raja yang berwibawa, limpad dan linuwih.

Kisah kepahlawanan Mahabarata buah karya Wiyasa tersebut terdiri dari seratus ribu seloka dan dibagi delapan belas buku yang dinamakan parwa, antara lain:

  1. Adiparwa: Berisi sejarah asal usul keluarga Kurawa dan Pandawa; Watak dan sifat putra Drestarastra (Kurawa) dan Pandu (Pandawa); Terjadi perselisihan dan permusuhan antara kedua keluarga tersebut dan menceritakan kemengan Pandawa di dalam sayembara negara Pancala untuk memperebutkan Drupadi
  2. Sabhaparwa: Mengandung kisah kalahnya Yudistira di dalam permainan dadu, disingkirkannya para Pandawa ke dalam hutan.
  3. Wanaparwa: Menceritakan penderitaandan Kesengsaraan Pandawa di dalam menempuh badai cobaan yang sangat dahsyat di dalam hutan pengembaraanya dengan segala bahaya dan halangan yang dihadapinya.
  4. Wirataparwa: Memuat kisah penyamaran para Pandawa di negara Wirata di tahun ketiga belas masa pengembaraannya, serta jasa pengabdian mereka terhadap raja negara tersebut.
  5. Udyogaparwa: Menguraikan kesiap-siagaan kedua belah pihak (Kurawa dan Pandawa) dalam persiapan perang di medan Tegal Kurusetra.
  6. Bhismaparwa: Pengangkatan Resi Bisma menjadi senapati agung balatentara Kurawa dan menceritakan kegagahan dan ketangkasan Bisma dalam peperangan menghadapi angkatan perang Pandawa dibawah pimpinan Resi Seta.
  7. Dronaparwa: Menceritakan kepiawaian dan kesaktian Resi Durna dalam memimpin pertempuran laskar Kurawa dan kecakapan di dalam menentukan gelar dan siasat perang dalam menghadaoi arus serangan barisan Pandawa.
  8. Karnaparwa: Menceritakan kepandaian dan kecakapan Karna sebagai Senapati Agung wadyabala Kurawa di medan Kurusetra. Didalamnya dikisahkan betapa indahnya perang tanding anatar Karna melawan Arjuna yang diakhiri dengan gugurnya Karna ditangan Arjuna
  9. Salyaparwa: Mengisahkankehebatan dan keampuhan Prabu Salya senapati Kurawa bertempur dalam Baratayuda, dalam peperangan ini ia gugur ditangan Prabu Yudistira.
    Didalam dikisahkan pula bagaiman Prabu Duryudana sebagai panglima terakhir memimpin sisa-sisa laskarnya menghadapi serangan Pandawa. Ia mendapat luka-luka dan gugur oleh Bima.
  10. Sauptikaparwa: Menceritakan penyerbuan Aswatama, Krepa dan Kartawarma di dalam markas pertahanan Pandawa di malam hari dan mengacaukan kubu Pandawa dengan api kebakaran.
  11. Striparwa: Kisah duka cita para istri yang ditinggalkan oleh para suami yang gugur di medan pertempuran.
  12. Santiparwa: Disini diuraikan ajaran Resi Bisma kepada Yudistira mengenai tugas-tugas dan kewajiban raja sebagai kepala negara.
  13. Anusasanaparwa: Merupakan ajaran lanjutan dari Bisma kepa Yudistira hingga saat-saat kematian Bisma.
  14. Aswamedikaparwa: Memaparkan pelaksanaanupacara kerajaan yang disebut Aswamedha sampai dengan pelantikan Yudistira menjadi Maharaja Astina.
  15. Asramaparwa: Menceritakan kisah persemadian Prabu Destrarasta dengan Dewi Gendari dan Dewi Kunti di dalam hutan. Ketiga-tiga musnah oleh api kebakaran hutan tersebut.
  16. Mausalaparwa: Didalamnya dikisahkan kematian Baladewa dan Kresna, hancurnya kerajaan Dwaraka/Dwarawati dan tumpasnya keluarga dan bangsa Yadawa, karena peperangan diantara mereka sendiri dengan mempergunakan senjata gada yang sakti.
  17. Maha Prastanikaparwa: Yudistira Menyerahkan kerajaan Astina kepada Prabu Parikesit, cucu Arjuna, putra Abimanyu dengan Dewi Utari dan Kemudian bersama-sama dengan adik-adiknya (para Pandawa) berjalan melakukan perjalanan suci untuk bertemu Batara Indra.
  18. Swargarohanaparwa: Mengisahkan kisah perjuangan Yudistira dengan saudara-saudaranya: Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa dan Dewi Drupadi sampai di dalam surga.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Wiyasa"