Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jatasura

Wayang Jatasura
Jatasura berujud banteng akan tetapi mempunyai surai (rambut) seperti singa, dalam bahasa Jawa jata artinya rambut di leher. Jatasura adalah kepercayaan Prabu Maesasura raja negara Kiskenda, Jatasura satu seperguruan dengan Prabu Maesasura sehingga memiliki kesaktian yang sejiwa. Apabila Prabu Maesasura mati kemudian dilangkahi Jatasura ia akan hidup kembali, demikian pula sebaliknya, sehingga sangat sulit untuk mengalahkan mereka.

Pada waktu Suralaya diserang oleh Prabu Maesasura, Dewa mengutus Sugriwa dan Subali untuk membinasakannya. Singkat cerita sampailah Subali dan Sugriwa ke Gua Kiskenda tempat Prabu Maesasura berada, Subali masuk ke dalam gua dengan pesan jika nanti mengalir darah putih, Sugriwa untuk segera menutup gua tersebut dan melaporkan kematiannya ke pada Batara Indra.

Ternyata darah merah dan darah putih yang mengalir bersamaan, dengan segera Sugriwa menutup pintu gua dengan batu besar dan melaporkan kematiaanya kepada Batara Indra. Sugriwa mengira Subali mati sampyuh (mati bersamaan) dengan Maesasura.

Tetapi dalam kenyataannya Subali belum tewas, Subali dapat membunuh Prabu Maesasura dengan cara dikumba (saling membenturkan kepala) kepala Prabu Maesasura dan Jatasura. Kepala Prabu Maesasura dan Jatasura sama-sama hancur, sehingga mengalirlah darah merah dan putih.

Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Dodi Subandoro
Dodi Subandoro Keep Calm and Carry On
Rabbighfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aaifinii Wa’fuaniii

Posting Komentar untuk "Jatasura"