Kartamarma - ꦏꦂꦠꦩꦂꦩ
Kartamarma adalah salah seorang dari seratus orang putra Destarata dan Dewi Gendari.
Keseratus anak tersebut bernama: Adityaketu, Agrasara, Agrayayin, Anuwenda, Aparajita, Balaki, Balawardana, Bimarata, Bimasuwala, Bimawega, Bogadenta, Bomawikata, Bwirajasa, Carucitra, Citrabana, Citraboma, Citraga, Citraksa, Citraksi, Citrakundala, Citrawarma, Danurdara, Dirgabahu, Dirgalasara, Dirgama, Dirgaroma, Dredaseta, Dredawarman, Dredayuda, Dretakesti, Durbahu, Durdara, Durdarsa, Durgempa, Durkarana, Durkaruna, Durkunda, Durlogana, Durmada, Durmagati, Durmanaba, Durmasana, Durmuka, Durnandaka, Durpramata, Durprasadarsa, Dursaha, Dursara, Dursasana, Dursatwa, Dursaya, Dursilawati, Durta, Durwega, Duryuda, Duryudana, Dusprajaya, Ekaboma, Ekatana, Gardapati, Gardapura, Habaya, Haknyadresya, Halayuda, Hanudara, Jalasaha, Jalasantaka, Jalasuma, Jarasanda, Kartamarma, Kenyakadaya, Kratana, Kundasayin, Mahabahu, Nagadata, Patiweya, Pratipa, Rudrakarman, Senani, Somakirta, Srutayuda, Sulacana, Suwarcas, Trigarba, Udadara, Ugayuda, Ugrasrawa, Ugraweya, Upacitra, Upanandaka, Wahkawaca, Watawega, Wikataboma, Windandini, Wingwingsata, Wirabahu, Wisalaksa, Wiyudarus, Yutadirga dan Yuyutsu, yang terkenal dengan nama Kurawa yang berarti anak keturunan Kuru.
Dikisahkan, sewaktu Dewi Gendari melahirkan, yang keluar dari rahimnya adalah gumpalan darah kental. Dewi Gendari sangat marah, gumpalan darah tersebut diinjaknya sampai beserak berantakan. Kepingan darah kental tersebut, akhirnya menjadi bayi sebanyak seratus orang, diantaranya terdapat seorang bayi wanita.
Kartamarma gugur setelah perang Baratayuda. Dalam lakon "Aswatama Nglandak" Kartamarma bersama Aswatama menyusup kedalam kraton Astina. Aswatama mendengar Dewi Utari telah melahirkan anak dan diberi nama Parikesit putra Abimanyu cucu Arjuna, ia ingin melampiaskan semua dendam kesumat dengan membunuh Parikesit. Banyak kejadian yang membuat Aswatama memendam amarah kepada Pandawa terutama kepada Arjuna. Aswatama masuk ke dalam istana melalui terowongan yang dibuatnya, dalam pembalasan ini ia membunuh Drestyadyumna, Pancawala dan menikam mati Dewi Banowati juga membunuh Dewi Srikandi, ia kemudian masuk ke kamar dimana Parikesit ditidurkan, namun bayi tersebut menangis dan meronta, kakinya menendang pusaka Pasopati kemudian meluncur mengenai bahu Aswatama, Aswatama lari keluar akan tetapi sudah dihadang oleh Werkudara, badan Aswatama hancur lebur dihantam pusaka Rujakpolo begitu juga Kartamarma tewas ditangan Arya Werkudara.
Ada kisah di Jawa yang menceritakan, setelah mati Kartamarma berubah ujud menjadi burung cekakak, bila berbunyi menandakan disekitar tempat tersebut ada pencuri.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Keseratus anak tersebut bernama: Adityaketu, Agrasara, Agrayayin, Anuwenda, Aparajita, Balaki, Balawardana, Bimarata, Bimasuwala, Bimawega, Bogadenta, Bomawikata, Bwirajasa, Carucitra, Citrabana, Citraboma, Citraga, Citraksa, Citraksi, Citrakundala, Citrawarma, Danurdara, Dirgabahu, Dirgalasara, Dirgama, Dirgaroma, Dredaseta, Dredawarman, Dredayuda, Dretakesti, Durbahu, Durdara, Durdarsa, Durgempa, Durkarana, Durkaruna, Durkunda, Durlogana, Durmada, Durmagati, Durmanaba, Durmasana, Durmuka, Durnandaka, Durpramata, Durprasadarsa, Dursaha, Dursara, Dursasana, Dursatwa, Dursaya, Dursilawati, Durta, Durwega, Duryuda, Duryudana, Dusprajaya, Ekaboma, Ekatana, Gardapati, Gardapura, Habaya, Haknyadresya, Halayuda, Hanudara, Jalasaha, Jalasantaka, Jalasuma, Jarasanda, Kartamarma, Kenyakadaya, Kratana, Kundasayin, Mahabahu, Nagadata, Patiweya, Pratipa, Rudrakarman, Senani, Somakirta, Srutayuda, Sulacana, Suwarcas, Trigarba, Udadara, Ugayuda, Ugrasrawa, Ugraweya, Upacitra, Upanandaka, Wahkawaca, Watawega, Wikataboma, Windandini, Wingwingsata, Wirabahu, Wisalaksa, Wiyudarus, Yutadirga dan Yuyutsu, yang terkenal dengan nama Kurawa yang berarti anak keturunan Kuru.
Dikisahkan, sewaktu Dewi Gendari melahirkan, yang keluar dari rahimnya adalah gumpalan darah kental. Dewi Gendari sangat marah, gumpalan darah tersebut diinjaknya sampai beserak berantakan. Kepingan darah kental tersebut, akhirnya menjadi bayi sebanyak seratus orang, diantaranya terdapat seorang bayi wanita.
Kartamarma gugur setelah perang Baratayuda. Dalam lakon "Aswatama Nglandak" Kartamarma bersama Aswatama menyusup kedalam kraton Astina. Aswatama mendengar Dewi Utari telah melahirkan anak dan diberi nama Parikesit putra Abimanyu cucu Arjuna, ia ingin melampiaskan semua dendam kesumat dengan membunuh Parikesit. Banyak kejadian yang membuat Aswatama memendam amarah kepada Pandawa terutama kepada Arjuna. Aswatama masuk ke dalam istana melalui terowongan yang dibuatnya, dalam pembalasan ini ia membunuh Drestyadyumna, Pancawala dan menikam mati Dewi Banowati juga membunuh Dewi Srikandi, ia kemudian masuk ke kamar dimana Parikesit ditidurkan, namun bayi tersebut menangis dan meronta, kakinya menendang pusaka Pasopati kemudian meluncur mengenai bahu Aswatama, Aswatama lari keluar akan tetapi sudah dihadang oleh Werkudara, badan Aswatama hancur lebur dihantam pusaka Rujakpolo begitu juga Kartamarma tewas ditangan Arya Werkudara.
Ada kisah di Jawa yang menceritakan, setelah mati Kartamarma berubah ujud menjadi burung cekakak, bila berbunyi menandakan disekitar tempat tersebut ada pencuri.
Mohon tulis di kolom komentar jika ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini.
Posting Komentar untuk "Kartamarma - ꦏꦂꦠꦩꦂꦩ"